Sementara PVMBG, Badan Geologi Kementerian ESDM resmi menurunkan Tingkat Aktivitas Gunung Api Lewotobi Laki-laki dari Level IV (Awas) menjadi Level III (Siaga). Keputusan ini berlaku efektif sejak 23 Agustus 2025 pukul 18.00 WITA.
Baca juga: Limbah Nikel dan Abu PLTU untuk Bahan Bangun Infrastruktur
Wafid menjelaskan penurunan status tersebut didasarkan pada hasil analisis komprehensif dari pemantauan visual maupun instrumental. Data menunjukkan adanya penurunan intensitas aktivitas vulkanik dalam beberapa hari terakhir.
“Setelah dievaluasi secara menyeluruh, baik dari pengamatan visual maupun kegempaan, aktivitas vulkanik Gunung Api Lowotobi Laki-laki menunjukkan tren penurunan,” ujar Wafid di Bandung, Sabtu, 24 Agustus 2025.
Ia menambahkan, rekaman kegempaan mengindikasikan aktivitas vulkanik cenderung melemah dan bergerak menuju kestabilan jangka pendek, meski masih didominasi gempa dangkal dan gempa permukaan. Selama periode pemantauan terakhir, tercatat empat kali erupsi akibat pergerakan material magma dari kedalaman dangkal.
Baca juga: Cacing Gelang dalam Tubuh Balita, Pakar Sebut Masalah Kecacingan di Indonesia Belum Terkendali
Selain itu, sinar api yang sebelumnya terlihat jelas di sekitar puncak kini tampak redup dan samar, menandakan material pijar mulai mengalami pendinginan. Meski demikian, Wafid meminta warga tidak beraktivitas dalam radius 6 kilometer dari pusat erupsi, serta mengikuti arahan pemerintah daerah.
“Masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana perlu tetap waspada terhadap potensi banjir lahar, terutama saat turun hujan lebat,” kata dia.
Risiko ini cukup tinggi di daerah aliran sungai yang berhulu di puncak Lewotobi Laki-laki, seperti Nawakote, Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, hingga Nurabelen. Selain itu, penggunaan masker atau penutup hidung dan mulut juga dianjurkan untuk melindungi pernapasan apabila terjadi hujan abu.
Gunung Lewotobi Laki-laki merupakan salah satu gunung api aktif di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Secara periodik, gunung ini kerap menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik. Erupsi gunung ini juga berpotensi mengganggu aktivitas penerbangan apabila sebaran abu vulkaniknya bergerak menuju jalur bandara maupun lintasan pesawat. [WLC02]
Sumber: Kementerian ESDM
Discussion about this post