Langkah ini sangat penting bagi anggota masyarakat untuk memahami cara-cara bantuan hidup dasar. Dan Habibie meminta kepada setiap pemangku kebijakan untuk menyediakan AED sehingga dapat membantu korban dengan henti jantung mendadak.
Baca Juga: Anda Batuk karena Covid-19 atau Bukan, Bisa Dideteksi Alat Ini
Sedangkan pencegahannya, apabila ada keluarga yang punya riwayat meninggal mendadak pada usia muda atau riwayat sering pingsan, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter jantung.
“Untuk mencari kemungkinan ada gangguan irama atau struktur jantung yang dapat menyebabkan henti jantung pada masa mendatang,” kata Habibie.
Lebih fatal ketimbang serangan jantung
Henti jantung ternyata berbeda dengan serangan jantung. Secara terminologi, serangan jantung adalah tersumbatnya pembuluh darah koroner yang mendadak yang biasanya mengakibatkan nyeri dada hebat.
Sedangkan henti jantung biasanya diakibatkan karena gangguan irama yang fatal dan bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti serangan jantung, faktor genetik atau keturunan, hingga gagal jantung.
Baca Juga: Pakar Kesehatan: Narasi Varian Omicron Tak Seganas Delta Jangan Bikin Masyarakat Terlena
“Henti jantung biasanya lebih mematikan dibanding serangan jantung,” imbuh Habibie.
Henti jantung pada usia muda, sebenarnya merupakan kasus yang sangat jarang. Apalagi berkaitan dengan gangguan irama. Sedangkan beberapa penyakit genetik atau keturunan yang dapat mengakibatkan henti jantung mendadak, di antaranya Sindrom Brugada, Sindrom Long QT, dan kardiomiopati hipertrofik. [WLC02]
Discussion about this post