Wanaloka.com – Selama 25 tahun terakhir, tercatat ada 117 jenis burung yang mendiami area Kampus Dramaga IPB University, Bogor. Juga menjadi rumah bagi setidaknya 23 spesies mamalia dari total 777 spesies mamalia di Indonesia. Serta memiliki lebih dari 260 spesies tumbuhan yang mendukung kehidupan mamalia.
Catatan ini menegaskan peran penting kampus sebagai habitat satwa liar sekaligus laboratorium hidup bagi pendidikan dan penelitian keanekaragaman hayati.
“Dengan ragam tipe habitat, kampus ini adalah miniatur ekosistem yang kaya dan layak dijaga,” kata Pakar Ekologi Satwa Liar IPB University, Abdul Haris Mustari.
Baca juga: Hasil Penelitian AI dan Citra Satelit, Luas Tutupan Lahan Mangrove di Pesisir Semarang Menurun
Dari hasil pengamatan dan pencatatan Dosen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University ini, burung yang paling sering ditemukan antara lain cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster), cinenen jawa (Orthotomus sepium), wiwik kelabu (Cocomantis merulinus), ungkut-ungkut (Psilipigon haemacephala), dan tekukur (Streptopelia chinensis).
Yang paling unik menurut dia adalah burung kowak malam abu (Nycticorax nycticorax) dengan populasi lebih 100 ekor. Burung ini bisa dengan mudah ditemui di danau LSI dekat rektorat. Ia juga mengamati adanya burung langka seperti beluk jampuk (Bubo sumtranus), dan elang ular bido (Spilornis cheela).
“Keberadaan burung di lingkungan kampus menjadi indikator penting kualitas ekosistem,” ujar Pakar Ekologi Satwa Liar IPB University ini.
Baca juga: Dua Pekerja Freeport yang Terjebak Longsor Ditemukan Tewas, Pakar Sampaikan Tantangan Evakuasi
Biodiversitas burung mencerminkan keseimbangan lingkungan. Jika ekosistem terjaga, satwa liar akan tetap dapat hidup berdampingan dengan aktivitas manusia.
Lebih lanjut, ia menyebutkan kekayaan biodiversitas ini memberikan peluang besar bagi IPB University untuk mengembangkan program edukasi berbasis konservasi. IPB University menjadi kampus eco-edutourism, serta dapat menjadi areal untuk kegiatan birdwatching.
Indikator Kesehatan ekosistem
Sementara mamalia memiliki peran ekologis dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Dengan tingkat kecerdasan tinggi dan kemampuan adaptasi yang kompleks, keberadaan mereka menjadi indikator kesehatan ekosistem.
Baca juga: Sambut Hari Tani, Jampiklim Serukan Penertiban Pertambangan di Wilayah DIY
“Mamalia adalah satwa kunci. Mereka tidak hanya berkontribusi terhadap regenerasi hutan melalui penyebaran biji, tetapi juga mengendalikan populasi serangga dan menjadi indikator kualitas lingkungan,” tutur Abdul Haris.
Sejumlah spesies yang dapat dijumpai di Kampus IPB antara lain bajing kelapa (Callosciurus notatus), landak jawa (Hystrix javanica), tenggiling (Manis javanica), kucing kuwuk (Prionailurus bengalensis), berang-berang cakar kecil (Amblonyx cinerea), serta beberapa jenis kelelawar dan musang.
“Keberadaan satwa liar di lingkungan kampus adalah warisan ekologi yang perlu kita rawat bersama. Tanpa upaya konservasi, populasi satwa tertentu bisa terus menurun dan hilang dari kampus,” ujar dia.
Baca juga: Gempa Dangkal M6,5 di Nabire Dipicu Sesar Anjak Weyland
Keberadaan mamalia di kampus adalah aset ilmiah sekaligus ekologis. Kampus memiliki tanggung jawab besar dalam melindungi biodiversitas mamalia.
“Kami ingin menjadikan kampus ini bukan hanya pusat pendidikan, tetapi juga benteng konservasi,” kata dia.
Kampus Dramaga memiliki ruang terbuka hijau yang luas dan beragam, sehingga menjadi salah satu kawasan unik yang memadukan fungsi akademik, konservasi, dan wisata edukasi.
“Kampus ini bukan hanya tempat belajar, tetapi juga pusat pembelajaran tentang bagaimana manusia dapat menjaga keseimbangan dengan alam,” imbuh dia.
Baca juga: Pourfect 60, Permudah Barista Menyeduh Kopi V60 secara Efisien dan Konsisten







Discussion about this post