Baca Juga: Riset Harta Karun Kapal Perang Amerika yang Tenggelam di Teluk Banten
Kegiatan yang dihadiri Deputi Bidang Pencegahan BNPB Prasinta Dewi dan Direktur Kesiapsiagaan BNPB Pangarso Suryotomo ini menjadi salah satu sarana pembelajaran bagi masyarakat dan perangkat daerah, khususnya yang bergerak dalam penanggulangan bencana.
“Cerita pengalaman beberapa warga yang selamat itu diharapkan dapat dijadikan pembelajaran dan bekal bagi masyarakat,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam siaran tertulis tertanggal 29 Agustus 2024.
Pertama, sebelum bencana datang melakuan mitigasi berbasis vegetasi, yaitu menanam pohon yang berakar kuat serta kokoh guna menjadi tempat berlindung ketika tsunami datang.
Baca Juga: Komisi V DPR Minta BMKG Optimalkan Anggaran Mitigasi Gempa Megathrust
Dapat juga dengan menyediakan lahan untuk hutan pantai yang berisikan pohon kelapa, pohon cemara, pohon pule, pohon ketapang, pohon mahoni dan pohon beringin. Pohon-pohon itu dapat dimanfaatkan untuk menahan arus gelombang dan sebagai tempat berlindung. Selain itu juga menanam mangrove yang menjadi salah satu upaya pemecah dan penahan gelombang tsunami.
Kedua, kondisi darurat saat tsunami menerjang, korban tsunami itu berbagi tips untuk bertahan dan selamat. Seperti berenang mengikuti arus, mencari sesuatu yang dapat dipergunakan untuk mengapung seperti kayu, material rumah, jerigen, galon, dan benda apapun yang bisa menahan tubuh agar tidak tenggelam. Atau memanjat pohon yang diperkirakan kuat diterjang gelombang tsunami. [WLC02]
Discussion about this post