“Sementara untuk kerusakan infrastruktur tercatat sebanyak 3.075 rumah rusak ringan, 33 unit rumah rusak sedang, dan 59 rumah rusak berat,” kata Muhari.
Dijelaskan Muhari, BPBD setempat yang terdampak guncangan gempa Cianjur, masih terus melakukan pendataan terkait jumlah korban jiwa, kerusakan infrastruktur, lokasi pengungsian, dan kebutuhan mendesak.
Mempercepat penanganan darurat dampak gempa, BNPB telah menyalurkan bantuan Dana Siap Pakai (DSP) sebesar Rp1,5 miliar dan bantuan logistik darurat senilai Rp500 juta.
Baca Juga: Pesan Jokowi, Muhammadiyah Kuatkan Hablum Minal Alam untuk Kelestarian Alam
“Bantuan diberikan kepada Pemerintah Kabupaten Cianjur pada saat tinjauan lapangan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Wakil Komisi VIII DPR RI, Kepala BNPB, dan Kepala BMKG,” kata Muhari.
Gempa Susulan
Menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, gempa susulan (aftershocks) masih terjadi dengan tren magnitudo cenderung melemah, dan aktivitas makin jarang.
“Gempa susulan sampai dengan 22 November 2022, pukul 12.00 WIB terjadi 130 kali gempa Mag terbesar M4.2, Mag terkecil M1,” kata Daryono dilansir dari akun media sosialnya.
Daryono mengungkapkan, gempa Cianjur Mag5,6 merupakan jenis gempa tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang dipicu aktivitas sesar aktif pada zona sistem Sesar Cimandiri. [WLC01]
Sumber: Daryono
Discussion about this post