Senin, 27 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Kualitas Udara Jakarta Tak Sehat, Jokowi Ganti Solusi Work from Home

Kondisi pencemaran udara di Jakarta masih memburuk. Usai menyatakan pindah ke IKN menjadi solusi, kini Presiden Jokowi minta WFH.

Senin, 14 Agustus 2023
A A
Ilustrasi polusi udara di perkotaan. Foto 19661338/pixabay.com.

Ilustrasi polusi udara di perkotaan. Foto 19661338/pixabay.com.

Share on FacebookShare on Twitter

“Kebijakan yang paling direkomendasikan terutama di bidang transportasi. Disusul mengawasi industri dengan memasang alat kontrol emisi yang lebih baik, juga mendorong efisiensi energi,” papar Sigit.

Lembaga Vital Strategies melakukan studi yang lebih detil dan menghasilkan delapan rekomendasi khusus DKI Jakarta. Pertama, pengadaan kendaraan operasional listrik. Kedua, pengetatan standar emisi transportasi umum menjadi EURO4. Ketiga, pengadaan bus listrik untuk Transjakarta non-mikro. Keempat, uji emisi berkala (target EURO2). Kelima, peralihan ke angkutan umum. Keenam, konversi ke kompor listrik. Ketujuh, pengendalian debu konstruksi. Kedelapan, pelarangan pembakaran sampah terbuka.

Baca Juga: Tiga Pulau Indonesia Diguncang Lindu Hari Ini

Sigit mengklaim sebagian rekomendasi sudah dikerjakan PJ. Gubernur DKI Jakarta yang berkomitmen akan menambah 100 kendaraan Transjakarta elektrik. Yang kita dorong untuk jangka pendek ini adalah uji emisi berkala yang menjadi potensi yang besar untuk mengurangi emisi dari kendaraan yang ada agar sesuai baku mutu.

Jakarta Paling Polusi itu Framing?

Namun, Sigit menegaskan bahwa uji emisi bertujuan untuk membuat baku mutu emisi yang keluar dari kendaraan bermotor dapat sesuai dengan yang telah ditentukan. Ia juga meminta jangan hanya kendaraan yang teregistrasi di Jakarta saja yang dilakukan uji emisi. Melainkan juga kendaraan yang dari kawasan Jabodetabek.

Terkait framing Jakarta merupakan kota terpolusi di dunia, Sigit menegaskan hal tersebut tidak valid dan perlu diluruskan. Ia menyebutkan perlu data pembanding dengan sistem pemantauan kualitas udara yang lainnya. Sistem IQ Air adalah data yang sering dikutip, tapi juga ada pembanding yang perlu dilihat.

Baca Juga: Budy Wiryawan: Aplikasi IKAN Dukung Keberlanjutan Konservasi Perikanan

“Sekali lagi kita terima kasih dengan sistem pemantauan yang ada untuk memberikan peringatan. Kalau kita di-framing bahwa kita itu nomor satu terkotor di seluruh dunia, itu yang barang kali kita perlu melihat sumber informasi lain seperti yang Index Visual Map,” terang Sigit.

Sigit menambahkan, data pada waktu itu di Jakarta itu 119, ada di Copenhagen itu 500, di Alaska terjadi kebakaran hutan 200, dan juga China 262, ada 208 di India, dan di Eropa ada satu kota di Spanyol 272.

“Artinya framing Jakarta terpolusi nomor satu di dunia perlu diluruskan sehingga sebetulnya kalau dicek seperti ini. Kalau ingin lebih fair, kita juga harus mengecek ke sumber serupa yang punya data yang sejenis,” tambah Sigit.

Baca Juga: Baru 3,7 Juta dari 26,9 Juta Ha Wilayah Adat Dapat Pengakuan Pemda

Alat sistem pemantauan kualitas udara harus diletakkan pada kondisi yang ideal. Alat pemantau tersebut harus diletakkan pada tempat yang tidak terpengaruh dengan gedung dan pohon di sekitarnya, sehingga data yang didapat adalah data udara ambient. Sigit juga menjelaskan keadaan sensor pengukuran yang tidak sesuai standar dapat menyebabkan kesalahan data akibat fenomena street canyon. Yakni kondisi di mana angin hanya berputar di sekitar gedung-gedung yang ada di perkotaan.

Sigit mengingatkan cita-cita Indonesia sebagai bangsa yang maju, yang lepas menuju negara yang berpendapatan tinggi. Bahwa budaya orang-orang di negara maju adalah hirarki transportasi yang utama adalah pejalan kaki, kemudian pesepeda, kendaraan umum, kendaraan listrik.

“Kendaraan pribadi berbahan bakar fosil itu paling bawah,” kata Sigit. [WLC02]

Sumber: BPMI Setpres, KLHK

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: indeks kualitas udarakualitas udara Jakartapencemaran udarapolusi udara perkotaanuji emisi kendaraanwork from home

Editor

Next Post
Dosen Kesehatan Lingkungan Unair, Corie Indria Prasasti SKM MKes. Foto unair.ac.id.

Corie Indria Prasasti: Solusi Polusi Udara Harus Ramah Lingkungan

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media