Kebangkitan hak-hak hewan di Turki berkaitan dengan Eropanisasi Turki. Sebab Turki bercita-cita menjadi bagian dari Uni Eropa, sehingga Turki banyak mengadopsi standar Uni Eropa dalam banyak aspek. Termasuk mengenai isu hak-hak hewan dan kesejahteraan hewan. Legalisasi kesejahteraan hewan dan formalisasi perawatan hewan berujung pada politisasi perawatan hewan dari budaya perawatan menjadi politik perawatan.
“Ini adalah salah satu argumen inti saya untuk penelitian ini. Bahwa Turki telah memiliki budaya kepedulian sebagai sebuah norma di antara masyarakat Turki dan tertanam dalam budaya Turki. Ketika perubahan Eropa terjadi, budaya kepedulian ini berkembang menjadi politik kepedulian,” papar dia.
Baca Juga: Masyarakat Bisa Akses Dana Lingkungan untuk Aksi Iklim
Seiring perkembangan politik kepedulian, hal ini menjadi lebih ideologis. Banyak aktivis lingkungan hidup, politisi sayap kiri di Turki yang sangat gigih dalam mengadvokasi hak-hak hewan. Ini memastikan setiap hewan dilindungi dan bisa mendapatkan perlakuan yang sama. Hak-hak hewan di Turki dilindungi UU Perlindungan Hewan Nomor 5199 sebagai UU dasar perlindungan hak-hak hewan di Republik.
Namun dalam amandemen terakhir UU tersebut pada tahun 2024, memunculkan kontroversi karena berbicara tentang pembunuhan (euthanisasi) pada anjing liar. Hadza menjelaskan bahwa dalam peraturan itu hanya disebutkan anjing, namun kucing tidak disebutkan sama sekali. Sebab kucing dianggap kurang agresif dan lebih ramah terhadap manusia. Mereka lebih diistimewakan dan punya lebih banyak hak dalam aspek ini.
Lalu mengapa catizens untuk kasus kucing di Istanbul? Selain perdebatan politik, ia menguraikan melalui contoh kasus interaksi sehari-hari catizens dan warga negara di Istanbul. Interaksi menarik terjadi yang menunjukkan bagaimana kucing di Istanbul beradab sebagai manusia. Karena interaksi dengan kucing hanya dianggap sebagai interaksi antar manusia saja. Warga negara tidak ingin mengganggu kucing yang hanya sedang duduk, bahkan berkelahi.
Baca Juga: Indonesia Serukan Transisi Energi Bersih Lewat Label Hemat Energi 7 Alat Elektronik
“Jadi kucing selalu dianggap sebagai sesuatu yang istimewa bagi orang-orang yang tidak ingin mengganggu kucing. Karena ia menganggap kucing memiliki hak tersendiri,” ucap Hadza.
Riset tentang kucing di Istambul, Turki, Kepala PRW BRIN Fadjar Ibnu Thufail menjelaskan, merupakan salah satu riset PRW BRIN terkait interaksi antara human dan non-human melalui platform besutannya yaitu More-than-Human Lab (MetHuman) pada 2024. Riset yang sama juga dilakukan terhadap kuda,buaya dan beberapa spesises tanaman di sana yang diteliti oleh para peneliti tamu. Penelitian tersebt dalam rangka pengembangan platform studi tentang Turki. [WLC02]
Sumber: BRIN







Discussion about this post