Minggu, 26 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Kucing di Turki Pernah Dianggap Pahlawan Kesehatan, Ini Alasannya

Namun era awal Republik di Turki, kucing dan hewan jalanan lainnya dianggap menjadi masalah potensial bagi kesehatan masyarakat.

Sabtu, 10 Agustus 2024
A A
Ilustrasi kucing. Foto Wanaloka.com.

Ilustrasi kucing. Foto Wanaloka.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Kebangkitan hak-hak hewan di Turki berkaitan dengan Eropanisasi Turki. Sebab Turki bercita-cita menjadi bagian dari Uni Eropa, sehingga Turki banyak mengadopsi standar Uni Eropa dalam banyak aspek. Termasuk mengenai isu hak-hak hewan dan kesejahteraan hewan. Legalisasi kesejahteraan hewan dan formalisasi perawatan hewan berujung pada politisasi perawatan hewan dari budaya perawatan menjadi politik perawatan.

“Ini adalah salah satu argumen inti saya untuk penelitian ini. Bahwa Turki telah memiliki budaya kepedulian sebagai sebuah norma di antara masyarakat Turki dan tertanam dalam budaya Turki. Ketika perubahan Eropa terjadi, budaya kepedulian ini berkembang menjadi politik kepedulian,” papar dia.

Baca Juga: Masyarakat Bisa Akses Dana Lingkungan untuk Aksi Iklim

Seiring perkembangan politik kepedulian, hal ini menjadi lebih ideologis. Banyak aktivis lingkungan hidup, politisi sayap kiri di Turki yang sangat gigih dalam mengadvokasi hak-hak hewan. Ini memastikan setiap hewan dilindungi dan bisa mendapatkan perlakuan yang sama. Hak-hak hewan di Turki dilindungi UU Perlindungan Hewan Nomor 5199 sebagai UU dasar perlindungan hak-hak hewan di Republik.

Namun dalam amandemen terakhir UU tersebut pada tahun 2024, memunculkan kontroversi karena berbicara tentang pembunuhan (euthanisasi) pada anjing liar. Hadza menjelaskan bahwa dalam peraturan itu hanya disebutkan anjing, namun kucing tidak disebutkan sama sekali. Sebab kucing dianggap kurang agresif dan lebih ramah terhadap manusia. Mereka lebih diistimewakan dan punya lebih banyak hak dalam aspek ini.

Lalu mengapa catizens untuk kasus kucing di Istanbul? Selain perdebatan politik, ia menguraikan melalui contoh kasus interaksi sehari-hari catizens dan warga negara di Istanbul. Interaksi menarik terjadi yang menunjukkan bagaimana kucing di Istanbul beradab sebagai manusia. Karena interaksi dengan kucing hanya dianggap sebagai interaksi antar manusia saja. Warga negara tidak ingin mengganggu kucing yang hanya sedang duduk, bahkan berkelahi.

Baca Juga: Indonesia Serukan Transisi Energi Bersih Lewat Label Hemat Energi 7 Alat Elektronik

“Jadi kucing selalu dianggap sebagai sesuatu yang istimewa bagi orang-orang yang tidak ingin mengganggu kucing. Karena ia menganggap kucing memiliki hak tersendiri,” ucap Hadza.

Riset tentang kucing di Istambul, Turki, Kepala PRW BRIN Fadjar Ibnu Thufail menjelaskan, merupakan salah satu riset PRW BRIN terkait interaksi antara human dan non-human melalui platform besutannya yaitu More-than-Human Lab (MetHuman) pada 2024. Riset yang sama juga dilakukan terhadap kuda,buaya dan beberapa spesises tanaman di sana yang diteliti oleh para peneliti tamu. Penelitian tersebt dalam rangka pengembangan platform studi tentang Turki. [WLC02]

Sumber: BRIN

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: euthanisasihak-hak hewanIstambul Turkikucing jalanankucing TurkiPRW BRIN

Editor

Next Post
Medali perunggu Olimpiade Paris 2024 luntur. Foto @nyjah/instagram.

Warna Medali Olimpiade Paris 2024 Luntur, Apakah Upaya untuk Mengurangi Jejak Karbon?

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media