Baca juga: Longsor Tambang Gunung Kuda, Potensi Gerakan Tanah di Wilayah Cirebon Tinggi
Guntur menekankan pentingnya penataan parkir agar tidak mengganggu arus lalu lintas saat musim kunjungan tinggi (peak season). Juga memperbaiki kondisi toilet umum yang dinilai tidak layak saat kunjungan lapangan dilakukan.
Terkait kebutuhan air bersih, ia menyarankan pembangunan tandon besar berkapasitas 1.000 m³ agar mampu menyuplai air ke area wisata yang selama ini sering kekurangan air. Terutama saat puncak kunjungan.
BBKSDA Jatim menyampaikan dukungan prinsipil terhadap gagasan-gagasan pembangunan dan penataan, dengan beberapa catatan penting terkait batas kewenangan. Soal parkir di jalan raya misalnya, BBKSDA Jatim menegaskan hal itu berada di luar wilayah pengelolaan langsung dan menjadi kewenangan dishub dan polantas. Namun BBKSDA Jatim siap membantu dengan pemasangan rambu larangan parkir yang mencantumkan logo resmi Pemkab Banyuwangi.
Baca juga: Solusi Penumpukan Sampah Plastik dan Limbah Hewan Kurban Saat Iduladha
Soal air bersih, BBKSDA Jatim menjelaskan bahwa sumber air memang tersedia, namun distribusinya terkendala pompa dan jarak. Pembangunan tandon akan diusulkan ke pimpinan BBKSDA Jatim untuk dijadikan solusi jangka panjang. Terkait peluang retribusi daerah, BBKSDA Jatim menggarisbawahi pentingnya antisipasi pungutan ganda yang bertentangan dengan regulasi pusat. Pengalaman di TN Komodo dan TN Bantimurung dijadikan rujukan dalam diskusi yang mengarah pada perlunya klarifikasi legalitas dan peran masing-masing pihak.
BBKSDA Jatim juga menyampaikan bahwa pemanfaatan bersama Pusat Informasi Wisata (Tourism Information Centre/TIC) tetap memungkinkan, asalkan tidak menghilangkan kewajiban pendapatan negara bukan pajak (PNBP). Pemanfaatan bersama ini bisa dilakukan melalui mekanisme koordinasi intensif antar pihak.
Baca juga: Jumlah Korban Longsoran Tambang Galian C Gunung Kuda Cirebon Jadi 14 Jiwa
Selain isu utama di atas, hadir pula laporan rencana pelaksanaan event Ijen Green Trail pada 6–7 September 2025 serta program Tour de Ijen dari Dispora. Keduanya akan menjadi perhatian BBKSDA Jatim, terutama terkait rekomendasi dan kelayakan pelaksanaan di kawasan konservasi.
Kolaborasi ini menegaskan bahwa pengelolaan kawasan konservasi tidak hanya soal menjaga alam. Namun juga tentang bagaimana manusia, lembaga, masyarakat, dan pemerintah, dapat bersinergi dalam menjadikan keindahan alam tetap lestari sekaligus memberikan manfaat ekonomi secara berkeadilan. [WLC02]
Sumber: Bidang KSDA Wilayah 3 Jember – Balai Besar KSDA Jawa Timur
Discussion about this post