Sementara beberapa kriteria pandemi yang sudah terkendali, pertama, jumlah kasus baru rendah, yaitu kurang dari 10 kasus per 100 ribu per hari dengan distribusi yang merata. Kedua, angka positivitas rendah, yakni kurang dari 1 persen. Ketiga, bilangan reproduksi efektif mencapai 1 atau kurang dari 1. Dan keempat, kekebalan pada masyarakat memadai dengan tercapainya herd immunity.
“Herd immunity tidak bisa kurang dari 100 persen, jadi betul-betul harus 100 persen. Masyarakat harus tervaksinasi baru terjadi yang betu-betul kekebalan masyarakat. Dan prasyarat di atas harus terjadi di wilayah luas atau seluruh wilayah dan sudah stabil di waktu yang panjang,” jelas Windhu.
Pakar epidemiologi dokter Atik Choirul Hidajah menjelaskan, perubahan gejala klinis berbagai varian Covid-19. Pada awal-awal Covid-19 memiliki gejala klinis seperti demam, batu pilek, gangguan pernafasan, sakit tenggorokan, dan letih lesu. Ketika ada varian Alpha, Beta, dan Delta, keluhan sakit kepala dan demam sudah tidak terlalu mendominasi. Sedangkan pada varian Omicron ini keluhan paling banyak adalah batuk dan nyeri tenggorokan.
“Sedangkan komorbidnya tetap saja yaitu hipertensi, diabetes, asma, kanker paru, dan gagal ginjal,” jelas Atik.
Perilaku endemi sama dengan pandemi
Pakar perilaku dan sosiologi kesehatan Mochammad Bagus Qomaruddin menyampaikan ada beberapa perilaku yang harus tetap dilakukan masyarakat pada masa endemi. Perilaku tersebut antara lain vaksinasi, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjaga imunitas dengan aktivitas fisik dan minum vitamin, serta selalu update informasi yang benar dari sumber terpercaya. Perilaku yang harus tetap dilakukan pada masa endemi sebenarnya sama pada saat ketika pandemi.
“Karena endemi ini kasus tetap ada meskipun rendah. Kecuali ditemukan vaksin yang menjamin orang kebal 100 persen dari Covid-19. Mungkin persoalan protokol kesehatan tidak lagi penting,” jelas Bagus.
Baca Juga: Sejumlah Negara Mulai Berlakukan Transisi Endemi Covid-19, Indonesia Pilih Hati-hati
Bagus juga menjelaskan empat cara yang dapat digunakan untuk mengubah perilaku masyarakat. Pertama, education dengan meningkatkan kesadaran sehingga ketika melakukan sesuatu bukan karena ketakutan atau paksaan, tapi sadar harus melakukan itu.
Kedua, engineering yaitu melakukan rekayasa dalam bentuk fisik atau peraturan, yakni dengan membuat kebijakan. Ketiga, empowerment atau pemberdayaan yang sifatnya dari bawah ke atas. Dan keempat, enforcement yaitu penegakan peraturan dengan memberikan sanksi apabila melanggar protokol kesehatan.
“Sebetulnya ini semua sudah dilakukan. Cuma perlu penguatan agar ketika kasus menurun tetap dilakukan. Tidak hanya dilakukan ketika kasus naik,” kata Bagus. [WLC02]
Discussion about this post