Wanaloka.com – Film tidak hanya menjadi media untuk mengisahkan hiruk pikuk kisah manusia. Di tangan mahasiswa Departemen Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Masy’ Aril Aulia Firman Andrianto, sinematografi juga dijadikan media untuk mengisahkan kekayaan kuliner kotanya, Kota Patria alias Kota Blitar di Jawa Timur.
Melalui pendekatan sinematik, Aril menumpahkan keresahannya lantaran masyarakat lokal di kotanya belum mengenal keragaman kuliner kotanya. Padahal Blitar tak hanya dikenal dengan wisata sejarahnya, melainkan juga punya kekayaan cita rasa kuliner.
“Jadi tidak hanya menikmati sejarah kotanya saja, wisatawan yang mungkin berkunjung ke Blitar harusnya juga bisa mengenal dan menikmati kulinernya,” kata Aril.
Baca Juga: Subvarian Baru Omicron Masuk ke Indonesia, Pariwisata Tunggu
Lahirlah film dokumenter yang diberi judul “Legenda Kuliner Patria” yang dirancang sejak awal 2021. Semula film yang diproduksi selama tujuh bulan itu untuk memenuhi tugas akhir kuliah mahasiswa Angkatan 2018 itu. Dalam film bergenre dokumenter itu, Aril mengangkat sejumlah kuliner khas Blitar, seperti ice drop, es pleret, dawet serabi, iwak kali, tahu bumbu lawu, dan wajik kletik. Tiap-tiap sajian kuliner ditampilkan dengan visualisasi yang lumayan detil mulai dari ciri tiap-tiap kuliner hingga cara memproduksinya. Bahkan filosofi yang sarat makna dari setiap kuliner juga ditampilkan.
Dalam karya film itu, Aril berperan sebagai produser, sutradara, sekaligus konseptor. Ia mengajak beberapa temannya yang terdiri dari beberapa siswa SMA binaannya di Blitar. Bersama mereka, Aril membentuk rumah produksi B-Roll Studio. Rumah produksi tersebut menjadi wadah baginya untuk membina dan mengembangkan kemampuan siswa binaannya.
Baca Juga: Kado Hari Laut Sedunia, Ribuan Telur Penyu Sisik Gagal Diselundupkan
“Saya lihat mereka punya potensi di fotografi dan sinematografi, tapi selama ini belum terpenuhi fasilitas yang layak,” kata Aril.
Discussion about this post