Riset yang dilakukan dimulai dari mengidentifikasi masalah dan menelusuri campuran filtrat yang digunakan untuk proses filtrasi air. Awalnya, limbah akan ditampung dalam satu tempat, selanjutnya diproses di tempat penjernihan air.
Selama proses pengolahan, air akan mengalami berbagai proses, mulai dari pembersihan, penjernihan, hingga penyaringan. Setelah itu, air akan disalurkan ke reservoir terlebih dahulu sebelum menuju saluran irigasi sawah.
“Integrasi antara reservoir dengan sistem irigasi sawah dilakukan menggunakan sensor ultrasonik untuk mendeteksi ketinggian air,” kata dia.
Baca Juga: Antisipasi Penyebaran Mpox Berlakukan Healthpass bagi Wisman dan Wisnas
Sementara Putri menambahkan, sistem yang dirancang sebenarnya sudah diterapkan di berbagai instalasi pengolahan air bersih. Namun penggunaan hidroksiapatit sebagai filtrat merupakan salah satu bagian istimewa dalam rancangan sistem ini.
Harapannya, kegiatan ini dapat dimanfaatkan guna mengurangi limbah gigi dan tulang yang dihasilkan masyarakat, sekaligus meningkatkan kualitas air untuk meningkatkan kualitas hasil tani yang dihasilkan sektor pertanian. [WLC02]
Sumber: UGM







Discussion about this post