Wanaloka.com – Validasi, akurasi dan pengelolaan data di masa tanggap darurat bencana hingga tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana merupakan hal yang terpenting. Hanya saja, saat terjadi bencana, pengumpulan, distribusi dan pengelolaan data sering mengalami kendala dan masalah.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan dukungan UNFPA saat ini tengah merancang pembentukan badan satu data bencana dan portal data bencana Indonesia.
Kepala Bidang Pengelolaan Data dan Sistem Informasi BNPB, Teguh Harjito mengungkapkan, belajar dari bencana gempa Lombok 2018, banyak data pada masa tanggap darurat bencana. Data dari berbagai sumber mengalir ke posko, namun kesulitan dalam pengelolaannya, dan data mana yang akan digunakan.
Baca Juga: Menteri Siti Nurbaya: Tidak Perlu Perdebatan Pemanfaatan Ekonomi di Kawasan Ekosistem Leuser
“Belajar dari hal tersebut, diperlukan sumber satu data yang terpadu,” ujar Teguh Harjito dalam siaran pers BNPB, Sabtu, 17 September 2022.
BNPB, sebut Teguh, dengan dukungan UNFPA kini mengembangkan suatu kerangka kerja satu data bencana Indonesia.
“Dengan membawa satu harapan besar untuk mengintegrasikan data terkait bencana, yang ada di setiap kementerian maupun OPD dalam satu kerangka kerja yang sama,” ujarnya.
Hal tersebut dikemukakan Teguh dalam acara Lokakarya Satu Data Bencana, yang dilaksanakan pada tanggal 12 hingga 13 September 2022, di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Discussion about this post