Wanaloka.com – Bencana geologi di Kabupaten Bogor, berupa gerakan tanah terus mengintai wilayah tersebut dan umumnya di wilayah Provinsi Jawa Barat berpotensi gerakan tanah skala menengah hingga tinggi.
Bencana geologi ini berdampak pada kerusakan bangunan rumah warga, juga telah menelan banyak korban jiwa. Upaya mitigasi bencana, gerakan tanah di Bogor terus dilakukan pemerintah setempat dan badan penanggulangan bencana daerah. Secara morfologi, wilayah tersebut rentan mengalami gerakan tanah.
Hal ini terungkap dalam penelitian yang dilakukan Badan Geologi baik atas peristiwa gerakan tanah di Kabupaten Bogor yang terjadi maupun di lahan yang akan dijadikan areal relokasi.
Baca Juga: Menuju Satu Data Bencana Indonesia
Berdasarkan data Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologoi (PVMBG), Badan Geologi, gerakan tanah kerap terjadi di Kabupaten Bogor.
Penelusuran Wanaloka.com pada Minggu, 18 September 2022, di laman PVMBG-Badan Geologi mencatat kejadian gerakan tanah di Kabupaten Bogor sejak 2011 hinggga 2021 telah menyebabkan 35 orang meninggal dunia, dan berdampak kerusakan ratusan rumah penduduk.
Dalam data peringatan dini gerakan tanah periode September 2022 PVMBG-Badan Geologi, wilayah Provinsi Jawa Barat, berpotensi terjadi gerakan tanah di seluruh kabupaten dan kota dengan skala menengah hingga tinggi.
Di Kabupaten Bogor, potensi gerakan tanah menyebar di 40 kecamatan dengan skala menengah hingga tinggi.
Baca Juga: Menteri Siti Nurbaya: Tidak Perlu Perdebatan Pemanfaatan Ekonomi di Kawasan Ekosistem Leuser
Peristiwa teranyar, gerakan tanah merusak tujuh rumah penduduk di Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang pada Rabu, 14 September 2022. Bencana geologi ini menyebabkan desa terdampak terisolir dan kejadian gerakan tanah ini, memaksa pihak PLN memutuskan aliran listrik.
Discussion about this post