Pendeta Kristi mengatakan semua orang beriman perlu mengingat bahwa manusia penting membangun relasi tidak hanya dengan Sang Pencipta dan sesama, tetapi juga dengan alam, karena kita tidak mungkin hidup lepas dari alam.
Baca juga: Hasil Penelitian AI dan Citra Satelit, Luas Tutupan Lahan Mangrove di Pesisir Semarang Menurun
Selain menanam pohon, Gusdurian Jogja juga mengajak para peserta festival untuk bermain “Dolanan Ekologi” di Warna Kopi, Ngaglik, Sleman. Ada dua macam permainan, yaitu ular tangga dan alas cerita ekologi.
“Jadi dengan dolanan ini, para peserta diajak untuk bergembira sambil belajar tentang lingkungan,” ujar Jojo.
Sementara itu, Trisnawan YB Sasangka, pemilik Warna Kopi mengatakan pihaknya terlibat dalam kegiatan ini sebagai bentuk syukur kepada alam yang sudah memberikan banyak kebaikan kepada manusia dan untuk memperingati enam tahun Warna Kopi. Salah satu bentuknya dengan menanam pohon karena pohon memberikan kesejukan dan menjadi rumah bagi berbagai flora dan fauna.
“Semoga kesadaran untuk menjaga lingkungan ini bisa diikuti masyarakat banyak,” ujar dia.
Baca juga: Dua Pekerja Freeport yang Terjebak Longsor Ditemukan Tewas, Pakar Sampaikan Tantangan Evakuasi
Belasan organisasi yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Warna Kopi dan Pecinta Kopi, Balai Perbenihan dan Tanaman Hutan (BPTH) Yogyakarta, SAMI Initiative, GUSDURIAN Jogja, Warga Dusun dan Karang Taruna Gondanglutung dan sekitarnya, Komunitas Sungai Sleman, Pusat Studi Agama & Demokrasi Universitas Islam Indonesia, Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY).
Juga Fakultas Teknologi Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), The International Nature Loving Community (INLA) LOQUI, Ruang Obrol, Komunitas Kucing UGM, HMI Pasca Sarjana UGM, Pusat Studi Lingkungan Universitas Sanata Dharma (Sadhar), Pendidikan Biologi Sadhar, MAPALA Diploma Pengelolaan Hutan Sekolah Vokasi UGM, Jampiklim, dan Arupa. [WLC02]







Discussion about this post