Kepala Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih (BBTNTC), Supartono menjelaskan kegiatan ini adalah tindak lanjut dari MOU antara BBTNTC dan PT. PTT yang ditandatangani tahun 2018. Kegiatan transplantasi terumbu karang merupakan langkah penting untuk melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati laut di Taman Nasional Teluk Cenderawasih.
Baca Juga: Kekeruhan Atmosfer Akibat Erupsi Gunung Merapi 2010 Turun 36 Persen
“Kami berharap upaya ini dapat memberi dampak positif bagi ekosistem laut di Taman Nasional Teluk Cenderawasih dan menginspirasi lebih banyak pihak untuk terlibat dalam kegiatan konservasi,” ucap Supartono.
Program transplantasi ini melibatkan partisipasi aktif masyarakat Yomakan, termasuk kelompok binaan BBTNTC dan nelayan. Mulai dari pengangkutan media jaring laba-laba, melapisi pasir, hingga penanaman karang di laut. Keterlibatan masyarakat Yomakan adalah bukti kesadaran mereka akan pentingnya menjaga kelestarian terumbu karang dan ekosistem laut secara keseluruhan.
Anggota kelompok Tapapai, Lambertus Yomaki menginginkan agar terumbu karang di perairan kampung Yomakan kembali pulih. Harapannya, masyarakat Yomakan tidak jauh mencari ikan dari lokasi kampung.
Baca Juga: SiTampan, Metode Tanam Mangrove untuk Lahan Ekstrem
“Kami sangat senang bisa terlibat dalam transplantasi terumbu karang ini, kami akan jaga,” kata dia.
Rata-rata tutupan terumbu karang di TNTC berdasarkan titik survei Reef Health Monitoring 2023 adalah 34,63 persen. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 4 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang, angka ini masuk dalam kategori sedang. Tutupan karang ini naik 0,98 persen dibandingkan tahun 2018 yang hanya mencapai 33,65 persen.
Transplantasi terumbu karang di Pulau Apimasum diharapkan dapat menjadi model bagi upaya konservasi terumbu karang di lokasi lain di Taman Nasional Teluk Cenderawasih. Tim BBTNTC akan terus memantau dan mengevaluasi untuk memastikan terumbu karang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga memberikan manfaat ekologi dan ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Baca Juga: Target Nol Emisi Karbon di IKN Sulit Tercapai, Ini Alasan Pengamat
Transplantasi Terumbu Karang di Pulau Pisang
Institut Teknologi Bandung (ITB) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Pulau Pisang, Kabupaten Pesisir Barat, pada 17-18 Juli 2024. Kegiatan ini diadakan sebagai respons terhadap isu perubahan iklim global, seperti El Nino dan La Nina, yang dampaknya telah dirasakan pada skala lokal. Perubahan iklim, khususnya La Nina, menyebabkan peningkatan curah hujan yang drastis sehingga berpotensi menjadi penyebab longsor, banjir, dan pasang surut ekstrem.
Dipimpin Nia Kurniasih dari Kelompok Keahlian (KK) Ilmu Kemanusiaan, tim ITB yang terdiri atas Hasna Nur (Desain Produk), Sekar Ariane (Oseanografi), dan Gesa Ghefira (Teknik Geodesi), berfokus pada pemulihan ekosistem terumbu karang. Terumbu karang berperan penting dalam menjaga stabilitas habitat laut, termasuk penyimpanan stok karbon alami.
Transplantasi terumbu karang juga dilakukan dengan menggunakan metode rangka jaring laba-laba. Sebab metode ini dinilai efisien dalam mempertahankan struktur transplantasi dari arus dasar laut.
Baca Juga: Pantai Selatan DIY Rawan Abrasi dan Sedimentasi
Kegiatan ini mendapat dukungan dari penyelam lokal dan masyarakat setempat, serta diseminasi informasi bersama Dinas Perikanan Kabupaten Pesisir Barat. Diseminasi diwakili oleh Kabid Perikanan Tangkap Agung Adha dan Kepala UPTD BBI, Arief Mulyawan. Tujuan diseminasi adalah meningkatkan kesadaran masyarakat dan siswa sekolah menengah sebagai agen perubahan dalam menghadapi dampak lingkungan dan sosial-ekonomi akibat perubahan iklim.
Agung Adha mencatat bahwa degradasi habitat ikan yang dipicu oleh fenomena El Nino dan La Nina, menyebabkan penurunan hasil tangkapan ikan dalam beberapa tahun terakhir. Sementara Arief Mulyawan mengatakan, pihaknya dan masyarakat senang karena ada perhatian dari ITB untuk memulihkan ekosistem laut yang esensial terhadap mata pencaharian masyarakat lokal pulau.
”Semoga ada program lanjutan yang dapat meningkatkan nilai ekonomi produk lokal di daerah tersebut, mengingat sebagian besar hasil perikanan hanya dijual dalam bentuk bahan baku,” harap Arief. [WLC02]
Sumber: Kemenparekraf, PPID KLHK, ITB
Discussion about this post