Wanaloka.com – Memiliki lahan gambut terluas di Pulau Sumatera, Provinsi Riau rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Rekapitulasi sementara tahun 2022, luas kebakaran hutan dan lahan di provinsi ini mencapai 1.668 hektar.
Karhutla di Provinsi Riau dalam setahun terjadi dalam dua periode, Februari–awal Maret, dan Mei–September. Karhutla berkaitan erat dengan adanya dua puncak kemarau dalam 1 tahun pada bulan-bulan tersebut. Karhutla terjadi dengan intensitas keterpaparan wilayah, kerusakan dan dampak kerugian yang beragam.
Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution mengungkapkan, dibutuhkan simulasi penanggulangan karhutla untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi secepat mungkin dalam mengurangi dampak karhutla.
Baca Juga: Tiga Orangutan Sumatera Berhasil Diselamatkan dari Kawasan Perkebunan Sawit
Pelatihan akan dapat meningkatkan pemahaman, pengetahuan serta kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah daerah Provinsi Riau terhadap potensi bahaya karhutla.
“Pemerintah daerah mampu untuk menginisiasi dan memfasilitasi secara mandiri pelaksanaan simulasi di waktu yang akan datang,” kata Edy Natar Nasution di pembukaan Simulasi Penanggulangan Bencana di Provinsi Riau, Selasa, 7 Juni 2022.
Kepala Bidang Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Pusdiklat Penanggulangan Bencana BNPB, Joko Sri Wismoko menyebutkan, simulasi bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para pemangku kepentingan di Provinsi Riau.
Discussion about this post