Rabu, 18 Juni 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Neti Nurani: Bayi dengan Berat Lahir Rendah Berisiko Kena Diabetes dan Hipertensi

Ganguan metabolisme saat dewasa menjadi risiko bayi yang lahir dengan berat badan rendah. Ibu yang mengandung perlu asupan nutrisi sehat sejak dini.

Sabtu, 5 Maret 2022
A A
Dokter Neti Nurani. Foto rskiabhaktiibu.com

Dokter Neti Nurani. Foto rskiabhaktiibu.com

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Bayi yang lahir dengan berat lahir rendah berisiko lebih tinggi mengalami gangguan metabolisme meliputi hipertensi, diabetes tipe I, diabetes tipe II, dan hiperlipidemia saat dewasa. Sebuah studi epidemiologi menunjukkan hubungan antara perubahan epigenetik pada awal kehidupan dan penyakit tidak menular kemudian hari. Penting untuk mengevaluasi pengaruh perubahan epigenetik dan asupan nutrisi sejak dini kehidupan sejak prenatal selama enam bulan pada bayi berat badan lahir rendah.

“Kurang gizi di kehamilan dini berkorelasi dengan berat badan bayi yang ahir rendah dan risiko obesitas pada masa dewasa. Sementara kekurangan gizi pada akhir kehamilan mengurangi toleransi glukosa tahun-tahun berikutnya,” papar mahasiswa S3 Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, dokter Neti Nurani dalam  disertasi yang berjudul The Effect Global DNA Methylation Status at Birth and Early Life Nutrition on the growth and Nutrition Status of Low Birth Weight Infant sebagaimana dilansir dari laman ugm.ac.id, Jumat, 4 Maret 2022.

Baca Juga: Jangan Batasi Jumlah Makanan Anak Obesitas, Tapi Ini yang Dilakukan

Penelitiannya meliputi 53 bayi dengan berat lahir rendah dan 41 bayi dengan berat normal serta ibunya di Maternal-Perinatal Instalasi di RSUP Sardjito Yogyakarta dan beberapa RS swasta di DI Yogyakarta pada Januari 2018 sampai Juni 2019. Hasilnya, terdapat perbedaan bermakna status metilasi DNA global pada lahir dengan prematur dan cukup bulan dan bayi berat normal.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: bayiberat lahir normalberat lahir rendahdiabetesgangguan metabolismehipertensiNeti Nuraniobesitas

Editor

Next Post
Ilustrasi berjemur. Foto avi_acl/pixabay.com.

Berjemur Membuat Mood Lebih Baik, Mengapa?

Discussion about this post

TERKINI

  • Akademisi Sekolah Bisnis IPB University, Nimmi Zulbainarni. Foto Dok. IPB University.Nimmi Zulbainarni, Penambangan Raja Ampat Abaikan Valuasi Ekonomi untuk Keberlanjutan Alam
    In Sosok
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Aksi bebaskan Sorbatua Siallagan di depan gedung Mahkamah Agung RI, 9 Mei 2025. Foto Dok. AMANSorbatua Siallagan Bebas, AMAN Harap MA Konsisten Adili Perkara Serupa
    In News
    Rabu, 18 Juni 2025
  • Kepala PSA IPB University, Bayu Eka Yulian. Foto Dok. IPB University.Bayu Eka Yulian, Negara Harus Jujur Pertambangan di Pulau Kecil Langgar UU dan Hak Masyarakat Adat
    In Sosok
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Pulau kecil Wawonii yang terancam ekosistemnya akibat aktivitas tambang nikel. Foto jatam.org.Izin Pinjam Pakai Hutan untuk Tambang Nikel di Pulau Kecil Wawonii Dicabut
    In Lingkungan
    Selasa, 17 Juni 2025
  • Tangkapan layar video yang menunjukkan kolom abu vulkanik yang membumbung tinggi dari erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 17 Juni 2025 sore. Foto BPBD Kabupaten Flores Timur.Status Awas Lagi, Tinggi Kolom Abu Erupsi Lewotobi Laki-laki Capai 10 Km Lebih
    In Bencana
    Selasa, 17 Juni 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media