Minggu, 26 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Pengendalian Lalat Buah dengan Teknologi Nuklir, Amankah?

Masih ada tantangan berupa persepsi masyarakat terkait nuklir yang kerap diasosiasikan dengan bom atau kecelakaan reaktor.

Senin, 25 Agustus 2025
A A
Lalat buah. Foto CABI Digital Library/digitani.ipb.ac.id.

Lalat buah. Foto CABI Digital Library/digitani.ipb.ac.id.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Pada tahun 2016, salak pondoh yang diekspor dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ke Australia dimusnahkan karena ditemukan belatung lalat buah. Sejak itu, Australia tidak lagi menerima ekspor salak dari DIY. Perkembangannya, dengan dukungan teknologi nuklir, telur maupun larva lalat buah di dalam salak dapat dimatikan.

“Kami harapkan produk buah kita diterima negara mitra dagang,” terang Ketua Program Studi Magister Ilmu Hama Tanaman Faperta UGM, Suputa saat menerima kunjungan tim peneliti BRIN di Joglo Fakultas Pertanian UGM, Sabtu, 23 Agustus 2025.

Lantaran pasar ekspor produk buah hortikultura sering terkendala akibat terserang hama, Tim Peneliti Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sepakat menjalin kolaborasi riset di bidang perlindungan tanaman. Khususnya pemanfaatan teknologi nuklir untuk pengendalian lalat buah sebagai hama utama komoditas hortikultura.

Baca juga: Alasan Prabowo Tertibkan Tambang Ilegal agar Negara Tetap Memperoleh Pendapatan

Fokus kolaborasi tersebut Adalah peningkatan daya saing komoditas hortikultura lokal, terutama salak pondoh sebagai ikon Yogyakarta.

“Serangan lalat buah menjadi hambatan serius dalam ekspor buah Indonesia,” kata Suputa

Ia menambahkan, harapan terbesar dari kolaborasi ini adalah meningkatkan devisa negara melalui sektor ekspor sekaligus menjaga keberlangsungan buah lokal.

Baca juga: Arbelly Noor, Bersepeda Menembus Hutan Melintasi Italia hingga Norwegia

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: BRINhama buahlalat buahProgram Studi Magister Ilmu Hama Tanaman Faperta UGMteknologi nuklir

Editor

Next Post
Kepala BMKG melakukan kunjungan ke UPT Stasiun Meteorologi (Stamet) Kelas I Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau, 24 Agustus 2025. Foto BMKG.

Akhir Agustus 2025, Potensi Karhutla di Riau Meningkat

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media