“Saya sendiri mengalaminya beberapa kali, seperti merasa kurang cukup padahal sudah bekerja keras,” ucap mantan awardee IISMA Batch 1 itu.
Sindrom penipu juga lebih banyak dialami mereka yang tumbuh dalam keluarga yang menekankan pencapaian dan kesuksesan. Mengacu pada buku Dr Valerie Young, Pauline menjelaskan tipe-tipe imposter syndrome, yaitu the perfectionist, the expert, the soloist, the superwoman, dan the great mind.
Baca Juga: Pernah Mengalami Quarter Life Crisis? Begini Proses dan Cara Mengatasinya
Bagaimana cara mengatasinya?
Hustle culture dan imposter syndrome adalah contoh-contoh tren gaya hidup masyarakat yang berakibat buruk terhadap kesehatan mental. Butuh tips-tips untuk mengatasinya.
Pertama, menjadi pribadi yang otentik dengan menunjukkan kelebihan dan kekurangan. Kedua, menerima kekurangan, namun tetap mempunyai keinginan memperbaiki diri demi masa depan yang lebih baik.
Ketiga, membiasakan diri untuk merasa cukup dengan seluruh keterampilan dan pengalaman yang dimiliki. Keempat, fokus pada nilai yang dapat diberikan dan berhenti membandingkan dengan pencapaian orang lain. [WLC02]
Sumber: Unair
Discussion about this post