Sabtu, 23 September 2023
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Penggila Kerja, Waspada Hustle Culture dan Imposter Syndrome

Bekerja terlalu keras hingga melupakan kesenangan ternyata tak baik untuk kesehatan mental. Apalagi demi mengejar target tinggi.

Kamis, 6 Oktober 2022
A A
Ilustrasi gila kerja. Foto lukasbieri/pixabay.com

Ilustrasi gila kerja. Foto lukasbieri/pixabay.com

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Hati-hati bagi penggila kerja alias workaholic yang hidup dengan ritme serba cepat, hanya mengejar target dan target untuk harapan yang tinggi. Tren pekerja yang banyak dijumpai zaman kini. Dan ternyata gaya hidup hustle culture dan imposter syndrome itu bisa menjadi toksik yang berbahaya bagi kesehatan mentalnya. Apakah itu?

Lulusan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair), Pauline Ciuputri menjelaskan, hustle culture merujuk pada kebiasaan seseorang yang bekerja terlalu keras hingga mengorbankan kesenangan diri. Gaya hidup ini diadopsi sebagai mekanisme pertahanan untuk memenuhi kebutuhan dan melampaui harapan yang tinggi.

Pauline mencontohkan kasus kemiskinan akibat pandemi. Berdasarkan data ADB 2021, ada 10,1 persen penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Sekitar 27,6 juta orang mau tidak mau harus kerja keras demi bertahan hidup, belum lagi karena dampak pandemi.

Baca Juga: Stop Stigma Buruk, Gangguan Kesehatan Mental Lekas Pulih

Belum lagi penggunaan media sosial yang berpotensi menormalisasi budaya kerja berlebih. Padahal berdampak menimbulkan kelelahan fisik dan mental.

“Dan orang-orang yang mencapai hal-hal luar biasa justru menganggapnya biasa saja. Tidak heran menjadi sebuah rutinitas,” kata Pauline dalam webinar internasional bertajuk “Nowadays Trend: Hustle Culture and Imposter Syndrome. Productivity or Workaholic?”, 1 Oktober 2022.

Sementara tren budaya gila kerja yang banyak dianut generasi muda justru berpotensi menjadi toksik saat seseorang masih meragukan dirinya terkait usaha dan prestasi yang telah diraih. Para ahli menyebut dengan istilah imposter syndrome sebagai kondisi psikologis yang dapat dialami siapa saja. Terlepas dari pekerjaan atau status sosial.

Baca Juga: Pelatihan Konvensi Hak-hak Penyandang Disabilitas Mental Digelar di Yogyakarta

Survei ilmiah terbaru mencatat bahwa lebih dari 70 persen orang di dunia pernah berurusan dengan pengalaman tersebut.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: bekerja kerasgaya hiduphustle cultureimposter syndromekesehatan mentalpenggila kerjatren pekerjaworkaholic

Editor

Next Post
Dampak banjir Jakarta, Kamis, 6 Oktober 2022, tiga pelajar MTsN 19 Pondok Labu, Jakarta Selatan meninggal dunia. Foto BPBD Jakarta Selatan.

Ini Hasil Kaji BPBD Dampak Banjir Menewaskan 3 Pelajar MTsN 19 Jakarta

Discussion about this post

TERKINI

  • Episenter gempa 6,6 magnitudo Laut Banda, Maluku, pada Jumat, 22 September 2023, pukul 21.59 WIB. Foto Google Earth berdasarkan koordinat pusat gempa BMKG.Gempa 6,6 Magnitudo Laut Banda Maluku, Ini Analisis BMKG
    In News
    Jumat, 22 September 2023
  • Presiden Jokowi didampingi Menteri Siti Nurbaya meninjau persemaian Mentawir pada Kamis, 21 September 2023. Foto ppid.menlhk.go.id.Dari Mentawir Menghijaukan Ibu Kota Nusantara dan Kalimantan
    In News
    Kamis, 21 September 2023
  • Dekan Fakultas Biologi UGM, Prof. Budi Setiadi Daryono. Foto sustainabledevelopment.ugm.ac.id.Budi Setiadi: Teknologi AI Berperan Mengelola dan Melestarikan Sumber Hayati
    In Sosok
    Rabu, 20 September 2023
  • Ilustrasi kapal penangkap ikan. Foto moritz320/pixabay.com.Walhi: Ekonomi Biru Dorong Perampasan Ruang Laut di Indonesia, Ini Catatannya
    In Lingkungan
    Rabu, 20 September 2023
  • Pembukaan The 4th Workshop of Blue Carbon Hub Think Thank - IORA di Bali. Foto Dok. Kemenko Marves.Ekosistem Karbon Biru Diklaim Dukung Keberlanjutan Ekonomi Biru
    In News
    Rabu, 20 September 2023
wanaloka.com

©2022 Wanaloka Media

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Wanaloka.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2022 Wanaloka Media