Selasa, 5 Agustus 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Peta Jalan Dekarbonisasi Jadi Acuan Pariwisata Indonesia Ramah Lingkungan

Sektor pariwisata menjadi salah satu penyumbang emisi karbon terbesar di Indonesia, sehingga perlu pedoman menuju wisata bebas emisi.

Selasa, 10 Oktober 2023
A A
Pesan-pesan bagi pendaki Gunung Purba Nglanggeran di Gunungkidul untuk melestarikan lingkungan. Foto wanaloka.com.

Pesan-pesan bagi pendaki Gunung Purba Nglanggeran di Gunungkidul untuk melestarikan lingkungan. Foto wanaloka.com.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Indonesia Sandiaga Salahuddin Uno menerima Peta Jalan Dekarbonisasi (Decarbonization Roadmap) dari United Nations Development Programme (UNDP). Dokumen tersebut akan menjadi acuan bersama dalam menyusun rencana strategis dalam menjalankan aksi iklim di sektor pariwisata yang lebih ramah lingkungan, rendah emisi, dan mencapai net zero emission.

“Tujuan pengembangan peta jalan ini untuk menyusun rencana strategis yang merinci tujuan dan kegiatan yang dapat dijalankan guna mencapai sektor pariwisata yang rendah karbon. Terutama upaya efisiensi penggunaan sumber daya dan menekan jumlah limbah yang dihasilkan dari industri pariwisata,” kata Sandiaga dalam acara penandatanganan dan penyerahan dokumen dari Kepala Perwakilan UNDP Indonesia Norimasa Shimomura kepada Sandiaga di sela agenda Pertemuan ke-5 Tingkat Menteri Archipelagic and Island States (AIS) Forum 2023 di Bali Nusa Dua Conference Center 1, Kabupaten Badung, Bali pada 10 Oktober 2023.

Alasan Peta Jalan
Pariwisata merupakan salah satu sektor yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi tanah air. Tahun 2022 tercatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 5,89 juta orang dengan nilai devisa pariwisata mencapai US$6,72 miliar. Meningkat dari capaian tahun 2021 sebesar US$530,74 juta.

Baca Juga: Dua Orangutan di Jalan Raya Bengalon – Muara Wahau Kutai Timur Diselamatkan

Begitu juga dengan pergerakan wisatawan nusantara di mana pada tahun 2022 jumlah pergerakan wisnus menyentuh angka 734,86 juta perjalanan atau meningkat 19,82 persen (YoY) dan 1,76 persen. Lebih tinggi dibanding kondisi prapandemi COVID-19 atau tahun 2019.

Angka-angka positif ini juga sejalan dengan pencapaian lainnya di sektor parekraf. Indeks pembangunan pariwisata Indonesia naik 12 peringkat ke posisi 32 dunia mengungguli Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina.

Di sisi lain, pariwisata Indonesia menghadapi tantangan besar masa depan. Pertama, kondisi volatility, uncertainty, complexity, ambiguity (VUCA) yang diakibatkan kondisi politik global. Kedua, tantangan perubahan iklim. Terdapat tiga permasalahan utama dalam tantangan iklim (triple planetary crisis), yakni perubahan iklim, polusi, dan tantangan keanekaragaman hayati.

Baca Juga: Program Safety 1000 Training Extravaganza untuk Pelaku Wisata Selam

“Perlu tindakan konkret mengatasi triple planetary crisis untuk menjaga keberlanjutan sektor pariwisata di Indonesia,” ujar Sandiaga.

Tiga Subsektor Penghasil Emisi
Lingkup peta jalan ini berfokus pada tiga subsektor utama pariwisata, yaitu akomodasi (hotel berbintang), atraksi wisata, serta tour and travel. Pemilihan tiga subsektor tersebut berdasarkan identifikasi bahwa ketiganya merupakan penghasil emisi terbesar di sektor pariwisata.

Subsektor akomodasi menjadi salah satu industri yang menghasilkan emisi cukup signifikan. Sebab hotel-hotel, terutama hotel berbintang banyak menggunakan energi untuk kegiatan operasional yang berkaitan dengan heating, ventilation, air conditioning (HVAC).

Pada subsektor akomodasi, potensi emisi berasal dari penggunaan listrik, gas, dan bahan bakar, serta sampah dan limbah yang dihasilkan. Akomodasi hotel bintang juga menghasilkan limbah dari limbah padat, makanan (food waste) dan limbah cair.

Baca Juga: Ancaman Karhutla, BMKG Minta Indonesia Bagian Selatan Waspada Sepekan Ini

Selanjutnya subsektor tour and travel juga menghasilkan emisi yang banyak bersumber dari penggunaan kendaraan penumpang, seperti bus.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: AIS ForumDestinasi Pariwisata Super PrioritasMenparekraf Sandiaga UnoNet-Zero Emissionpariwisata ramah lingkunganPeta Jalan DekarbonisasiTriple Planetary Crisis

Editor

Next Post
Menteri ESDM Arifin Tasrif pada acara 'Sustainability: Ethanol Talks'. Foto kemenparekraf.go.id.

Bahan Bakar Nabati Dikembangkan untuk Kurangi Impor Bensin

Discussion about this post

TERKINI

  • Ilustrasi penyu. Foto ambquinn/pixabay.com.Menguak Asal Usul Penyu Indonesia Lewat Sidik Jari Genetik yang Berbeda
    In Rehat
    Sabtu, 2 Agustus 2025
  • Ilustrasi kemenyan untuk bahan pembuatan parfum. Foto xbqs42/pixabay.com.Potensial Jadi Parfum Tropis Premium, Hilirisasi Kemenyan Harus Pertimbangkan Kelestarian Hutan
    In Rehat
    Jumat, 1 Agustus 2025
  • Desakan pencabutan izin terhadap korporasi pembakar hutan. Foto Dok. Walhi.Catatan Walhi, Karhutla Berulang Bukti Negara Melindungi Korporasi Pembakar Hutan
    In Lingkungan
    Jumat, 1 Agustus 2025
  • Kebun Raya Mangrove di Surabaya, Jawa Timur. Foto Dok. BRIN.Peran Kebun Raya Mangrove Surabaya dari Konservasi hingga Ketahanan Pangan
    In News
    Kamis, 31 Juli 2025
  • Memeluk pohon, salah satu bentuk terapi forest bathing. Foto aszak/pixabay.com.Forest Bathing, Terapi Redakan Stres Ringan hingga Sedang
    In Rehat
    Kamis, 31 Juli 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media