Baca juga: Jatam Proyeksi Bencana Tambang 2025 Kian Merusak di Maluku Utara
“Pernyataan ini berbahaya sekali, karena Presiden menginstruksikan secara terbuka kepada publik, bahwa polisi dan tentara harus menjaga sawit,” ucap Uli.
Sementara fakta selama ini, aparat kepolisian dan tentara cenderung berpihak kepada perusahaan yang berkonflik agraria dengan masyarakat. Tidak jarang aktor keamanan melakukan intimidasi, kekerasan, dan kriminalisasi terhadap masyarakat yang berkonflik dengan perusahaan di sektor perkebunan sawit.
“Tidak berlebihan apabila kami menganggap instruksi ini akan melegitimasi pendekatan keamanan dalam pelaksanaan operasi produksi perusahaan sawit oleh aktor-aktor keamanan. Ini berpotensi akan membuat kasus-kasus intimidasi, kekerasan dan kriminalisasi terhadap masyarakat semakin bertambah,” tutup Uli.
Baca juga: Ribuan Telur Labi-labi Moncong Babi Menetas di TKP Pedagang Satwa Liar
Bantah penyebab deforestasi
Sebelumnya, Prabowo dalam acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional di Gedung Bappenas, Menteng, Jakarta Pusat pada 30 Desember 2024 menyampaikan, bahwa keliru apabila lahan sawit menyebabkan deforestasi. Sebab menurut dia, pohon kelapa sawit juga menyerap karbon dioksida.
“Kami harus tambah tanam kelapa sawit. Enggak usah takut apa itu katanya membahayakan, deforestation, namanya kelapa sawit ya pohon, ya kan? Ada daunnya kan? Dia menyerap karbondioksida. Dari mana kok kami dituduh yang boten-boten (tidak-tidak) saja orang-orang itu,” kata dia.
Bahkan Prabowo minta para kepala daerah dan aparat TNI/Polri menjaga kebun kelapa sawit di Indonesia. Sebab kelapa sawit merupakan komoditas strategis, meskipun Indonesia digugat ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
“Para bupati, gubernur, tentara, polisi, jagalah kebun kelapa sawit kita. Itu aset negara,” ucap Prabowo. [WLC02]
Discussion about this post