“Itu tanpa baterai, tapi menggunakan inverter yang dapat menyesuaikan frekuensi saat matahari bersinar,” jelas Founder SRE, Zagy Yakana Berian.
Seluruh sistem dengan total tenaga panel surya 17,5 kWp ditempatkan berdekatan dengan Pura di tiap-tiap subak tersebut. Sistem ini bekerja hanya saat matahari bersinar sekitar empat jam sehari. Total volume air yang dihasilkan 12.000 liter per hari. Air yang dihasilkan sebagian disimpan dalam tangki air 1.100 liter untuk kebutuhan kegiatan adat di pura setempat. Selebihnya dialirkan ke irigasi milik subak tersebut.
Baca Juga: Pelarangan Ekspor Batu Bara Bukan Solusi, Harus Percepat Transisi Energi Terbarukan
“Selesai aktivitas di sawah, kami juga bisa bersih-bersih dari air yang tersimpan dalam tangki sebelah Pura,” ujar Wayan.
Bahkan saat upacara Ngaben massal, masyarakat langsung bisa mendapatkan air sumur di lokasi tersebut. Masyarakat tak lagi seperti sebelumnya yang harus membawa ember berisi air dari rumah masing-masing.
“Kondisi kekurangan air saat musim kemarau bisa terselesaikan,” harap Wayan. [WLC02]
Sumber: esdm.go.id
Discussion about this post