Sejak resmi berbadan hukum pada 2000, Ecoton telah menciptakan berbagai inovasi yang berdampak tidak hanya terhadap pelestarian lingkungan, tetapi juga masyarakat. Salah satunya adalah dengan metode Suaka Ikan yang bertujuan untuk melindungi dan melestarikan spesies ikan asli sungai dari ancaman pencemaran dan eksploitasi berlebihan.
Dalam inovasi Suaka Ikan juga ada edukasi masyarakat mengenai pentingnya menjaga ekosistem sungai untuk keberlanjutan sumber daya alam. Di sana ada kolaborasi multipihak antara masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), akademisi dan industri untuk melakukan upaya konservasi atau pelestarian ikan di Kali Surabaya.
Baca juga: Akhir Pekan, Gunung Ibu Erupsi dengan Tinggi Kolom Abu 4 Kilometer
“Dengan inovasi ini, terciptalah peraturan gubernur mengenai tim kawasan perlindungan perikanan,” jelas dia.
Ecoton turut memanfaatkan art science untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan. Beberapa inovasi yang ada antara lain membuat terowongan botol plastik, biotilik, dan berbagai proyek lainnya. Ecoton juga menggabungkan pendekatan advokasi lingkungan melalui jalur litigasi dan nonlitigasi sebagai bagian dari upaya penyelamatan lingkungan.
Masyarakat punya kontribusi besar dalam pelaksanaan inovasi-inovasi tersebut. Masyarakat, khususnya perempuan dan anak-anak merupakan kunci utama dari gerakan Ecoton. Sebab kedua kelompok tersebut sangat rentan terhadap pencemaran lingkungan, sehingga perlu memberikan penguatan khusus bagi mereka.
Baca juga: ICW: Pelaporan Bambang Hero Diduga Upaya Perlawanan Balik Koruptor Tambang
Langkah awal adalah membangun kepercayaan dan rasa percaya diri perempuan atau kaum muda, salah satunya dengan menggunakan citizen science. Mereka melakukan kegiatan riset bersama dengan menggali fakta-fakta kerusakan lingkungan yang sedang terjadi.
“Kemudian mendorong masyarakat speak up atau menyuarakan haknya untuk lingkungan yang sehat,” jelas Prigi.
Pengelolaan masyarakat memerlukan pendampingan dengan cara membaur, sehingga menjadi bagian dari masyarakat yang didampingi. Perlu sekali untuk tinggal bersama di kawasan atau desa yang didampingi dalam hitungan bulan atau pun tahun.
Baca juga: Awal 2025, Bencana Hidrometeorologi Menerjang dari Aceh hingga Gorontalo
Seperti saat ini, Ecoton tengah mendampingi masyarakat di Daerah Aliran Sungai (DAS) Balantieng, Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Prigi pun berpesan kepada mahasiswa Unair yang ingin berkontribusi di bidang pelestarian lingkungan untuk memiliki niat yang kuat sebagai fondasi utama dan keberanian mengambil risiko. Ia menekankan betapa penting selalu memiliki rasa keberpihakan kuat pada lingkungan dan ekosistem.
Sebagai saintis, banyak peluang untuk bergabung dengan perusahaan multinasional atau perusahaan ekstraktif yang selama ini berfokus pada eksploitatif mengejar pertumbuhan. Namun, ada juga peluang besar bagi saintis untuk mengabdikan hidup menyelamatkan lingkungan, menjaga kelestarian sungai dan hutan dan berpihak kepada masyarakat korban pembangunan dari aktivitas industrialisasi.
“Pilihan inilah yang sering orang sebut ‘layaknya berjalan di lahan sunyi’ karena hanya sedikit yang berminat,” kata dia. [WLC02]
Sumber: Unair
Discussion about this post