Baca Juga: Pemerintah Promosikan IKN Lewat Hari Lingkungan Hidup dan Ajakan Investasi
Dunia penerbangan memang kini sedang menjadi sorotan karena menjadi salah satu satu sumber polusi dan emisi karbon terbesar, sehingga penggunaan biofuel yang lebih ramah lingkungan dinilai menjadi suatu keharusan dalam upaya untuk mengurangi pemanasan global yang berdampak pada perubahan iklim.
Prof Ronny menyebut, salah satu tantangan terbesar bagi dunia peternakan adalah menyedikan lemak hewan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bahan baku biofuel karena jumlah yang dibutuhkan sangat banyak.
“Para peneliti dan pakar penerbangan menyimpulkan bahwa untuk memenuhi bahan bakar pesawat dari Paris ke New York membutuhkan lemak 8.800 babi jika semua bahan bakar berasal dari sumber hewani,” katanya.
Baca Juga: Menuntaskan Masalah Sampah dari Hulu ke Hilir Versi KLHK
Dalam jangka pendek langkah yang paling realistis menghasilkan biofuel untuk pesawat adalah dengan mencampur lemak babi dengan sumber biofuel lainnya seperti minyak sawit.
“Penggunaan lemak babi dan lemak hewan lainnya sebagai komponen utama biofuel yang ramah lingkungan tentunya akan meningkatkan permintaan akan lemak hewan ini secara tajam. Tentu hal itu akan memengaruhi industri yang selama ini secara tradisional menggunakan lemak hewan,” jelas Prof. Ronny.
Sebagai contoh, industri pakan hewan peliharaan seperti anjing dan kucing selama ini menyerap lemak babi dan lemak hewan sangat besar dan sulit untuk digantikan.
Baca Juga: Tahun Politik 2024, Walhi Serukan Konsolidasi Keadilan Sosial Ekologis
Jika biofuel berbasis lemak babi dan lemak hewan ini diproduksi massal untuk bahan bakar mobil dan kendaraan lainnya, tentunya permintaannya akan lebih tinggi lagi dan industri lainnya tidak akan dapat bersaing.
“Bagi dunia peternakan, fenomena ini menjadi tantangan tersendiri karena di samping untuk keperluan manusia dan pemenuhan protein hewani, dunia peternakan juga harus memenuhi permintaan akan industri transportasi sebagai penyedia lemak dalam jumlah yang sangat besar,” imbuhnya. [WLC01]
Sumber: IPB University
Discussion about this post