Wanaloka.com – Apabila cepat haus, sering buang air kecil, sering merasa lapar sehingga banyak makan, bahkan ada yang mengalami penurunan berat badan, perlu waspada. Mengingat kondisi tersebut merupakan sejumlah gejala dari penyakit diabetes atau kelebihan gula.
“Itu gejala klasik diabetes,” kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Evi Liliek Wulandari.
Sedangkan gejala nonklasik diabetes seperti rasa cepat mengantuk, tidak ada gairah, dan kaburnya penglihatan.
“Ya, kacamata sering berubah ukurannya, terus kaki sering merasakan kesemutan, tebal, atau mungkin nyeri. Kalau terjadi luka, sulit untuk sembuh,” jelas Evi.
Baca Juga: Sudah Vaksin Lengkap, Perjalanan Domestik Tidak Perlu Swab Antigen
Gejala diabetes dapat berbeda sesuai jenis kelamin. Pada laki-laki, gejala diabetes diketahui dari menurunnya aktivitas seksual. Sementara pada perempuan adalah keputihan yang berulang atau sulit untuk sembuh.
Diabetes masih menempati peringkat ke-9 dalam daftar penyakit paling mematikan di dunia menurut versi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2020. Selain diabetes, ada juga penyakit jantung, stroke, penyakit paru obstruktif kronik, alzheimer, kanker paru-paru, dan infkesi saluran pernapasan bawah yang masuk dalam daftar tersebut.
Evi menjelaskan, diabetes merupakan kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang disebabkan ada kelainan sekresi pada insulin atau terjadinya kelainan pada kerja insulin. Diabetes dibagi menjadi beberapa jenis, seperti diabetes melitus tipe 1, diabetes melitus tipe 2, diabetes gestasional, dan diabetes LADA, dan diabetes MODY.
Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina, 9 Warga Binjai Terjebak di Kota Chernihiv
Pada diabetes melitus tipe 1, penyebabnya adalah kerusakan pada sel beta pankreas sehingga terjadi kekurangan insulin yang absolut atau defisiensi insulin yang absolut.
Sementara diabetes melitus tipe 2 disebabkaan oleh kelainan dari kerja insulinnya disertai juga dengan kelainan dari sekresi insulin oleh tubuh.
Diabetes melitus juga termasuk penyakit yang memang bisa diturunkan secara genetik. Namun tidak semua orang yang memiliki keluarga dengan riwayat diabetes dipastikan terkena diabetes.
“Tetapi, memang orang tersebut memiliki faktor risiko yang tinggi untuk terkena diabetes melitus,” imbuh Evi.
Discussion about this post