Wanaloka.com – Adalah Rafflesia zollingeriana. Tanaman ini tak memiliki daun. Tak juga memiliki batang. Tubuhnya pun tak tumbuh tinggi menjulang seperti pepohonan di sekelilingnya. Namun saat mekar, mencuri seluruh perhatian para penghuni hutan.
Saat mekar, kelopaknya merah tua bertotol putih yang terbuka sempurna. Aroma busuk yang menyengat menguar, bukan untuk manusia. Melainkan untuk memikat lalat penyerbuk yang menjadi bagian dari strategi reproduksinya.
Keberadaan Rafflesia zollingeriana tersembunyi di belantara Kalipuro, Banyuwangi Utara, di petak sunyi hutan alam sekunder RPH Gombeng. Hidupnya merupakan satu keajaiban yang nyaris luput dari sorotan publik. Dalam senyap semak dan lebatnya tajuk, spesies langka yang endemik di Pulau Jawa ini kembali menunjukkan kehadirannya yang mencengangkan.
Baca juga: Atasi Masalah Sampah, Kampus Libatkan Mahasiswa dan Pemerintah Ajak Tentara
Pada 23 April 2025, tim Resor KSDA Wilayah 13 bersama peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyusuri rimba lebat di kaki Pegunungan Ijen. Di tempat yang bukan sekadar hutan, tercatat setidaknya 36 titik koloni Rafflesia zollingeriana, sehingga menjadikannya salah satu kantong populasi alami terpenting bagi spesies ini. Saat penyisiran dilakukan, ditemukan tiga bunga yang sedang mekar.
Kisahnya tak berhenti pada bunga yang sedang mekar. Di setiap lokasi temuan, para pengamat mencatat satu fakta luar biasa. Hampir selalu dijumpai calon-calon bunga baru yang siap mekar di waktu mendatang.
Bahkan menurut Polisi Kehutanan sekaligus Kepala RKW 13 Banyuwangi, Nurul Huda Sani, pada salah satu titik ditemukan lebih dari 20 knop bunga Rafflesia yang tersembunyi di balik humus dan akar inangnya.
Baca juga: KKP Genjot Ekspor Ikan, Pakar Ingatkan Stok Ikan Laut Terdampak Perubahan Iklim
Discussion about this post