“Kami akan turun ke daerah, khususnya daerah-daerah yang merah. Mohon dari aparat pemerintah daerah, para gubernur, bupati, wali kota menyiapkan sehingga kami bisa bersama-sama menangani penyakit mulut dan kuku secepat mungkin,” kata Suharyanto.
Empat Kampus Bentuk Satgas PMK
Sebagaimana dikutip dari laman kumparan.com, berdasarkan Surat Edaran Dinas Peternakan Pemprov Jatim No 524.3/5201/122.3/2022 tentang Laporan Kejadian Penyakit Menular Akut pada Ternak di Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Jawa Timur yang ditandatangani Kadis Peternakan Jatim Indyah Aryani disebutkan ada empat wilayah di Jawa Timur juga sudah terdeteksi PMK.
Kasus pertama dilaporkan dari Kabupaten Gresik pada tanggal 28 April 2022. Sebanyak 402 ekor sapi potong terjangkit dan tersebar di 5 kecamatan dan 22 desa. Kasus kedua dilaporkan pada tanggal 1 Mei 2022 di Kabupaten Lamongan sebanyak 102 ekor sapi potong yang tersebar di 3 kecamatan dan 6 desa.
Kasus ketiga di Kabupaten Sidoarjo sebanyak 595 ekor sapi potong, sapi perah dan kerbau yang tersebar di 11 kecamatan dan 14 desa. Kasus keempat terlaporkan pada tanggal 3 Mei 2022 di Kabupaten Mojokerto sebanyak 148 ekor sapi potong yang tersebar di 9 kecamatan dan 19 desa.
Baca Juga: Ini Penjelasan BMKG Soal Gempa Tektonik di Laut Flores
Hingga saat ini, setidaknya ada empat perguruan tinggi di Pulau Jawa yang sudah membentuk Satgas Penanganan PMK. Meliputi Satgas Penanganan PMK Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur; Satgas Penanggulangan PMK IPB University, Bogor, Jawa Barat; Satgas PMK FKH UGM, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta; serta Satgas Pengendalian PMK Undip, Semarang, Jawa Tengah.
Menurut Dekan Fakultas Peternakan dan Pertanian Undip, Prof. Bambang WHEP, salah satu tupoksi Satgas PMK yang dibentuk di Undip adalah memberikan edukasi mengenai PMK dan sosialisasi kepada masyarakat bahwa PMK tidak ditularkan ke manusia (bukan penyakit zoonosis), dan daging serta susu aman untuk di konsumsi. Edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tersebut dilaksanakan melalui forum temu virtual dengan peternak binaan FPP Undip dan masyarakat, serta melalui media sosial.
Kepala Satgas Penanggulangan PMK IPB University, Prof. Deni Noviana menambahkan, pembentukan satgas bertujuan memberikan masukan kepada pemerintah, melakukan program aksi terjun ke peternak atau masyarakat. Serta turut mensosialisasikan serta memberikan pemahaman kepada peternak atau masyarakat terkait dalam pencegahan penyebaran PMK. [WLC02]
Sumber: presidenri.go.id, undip.ac.id, ipb.ac.id.
Discussion about this post