Wanaloka.com – Fenomena cemaran mikroplastik dalam air hujan hasil riset peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Reza Cordova kembali menjadi sorotan. Hasil penelitian lanjutan yang dilakukan di 18 kota pesisir di Indonesia juga menunjukkan ada indikasi serupa.
Temuan ini memperkuat dugaan, bahwa fenomena mikroplastik di atmosfer telah meluas, tidak hanya di kota-kota besar. Sekaligus peringatan bagi seluruh masyarakat untuk lebih serius menjaga lingkungan.
“Indonesia adalah cerminan dunia. Jika kita tidak mengelola plastik dan limbah dengan benar hari ini, generasi mendatanglah yang akan menanggung akibatnya,” tegas Reza saat berbincang dengan pendiri Sekolah Air Hujan – Komunitas Banyu Bening, Sri Wahyuningsih di sela acara Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2025 yang berlangsung 6-10 November 2025.
Baca juga: Walhi Pastikan Target Iklim Second NDC Indonesia Semu, Gagal Menjawab Keadilan Iklim
Sebab persoalan lingkungan bukan sekadar isu kebersihan, melainkan juga cermin dari tingkat peradaban manusia. Menjaga lingkungan berarti menjaga masa depan bersama.
“Setiap sampah yang kita buang sembarangan akan kembali kepada kita, entah lewat udara, air, atau tanah,” imbuh dia.
Sebelumnya, temuan partikel plastik yang terbawa dan terendap bersama air hujan merupakan hasil risetnya di wilayah Jakarta Utara.
Baca juga: Hutan Ulu Masen di Aceh Jadi Lokasi Riset Aksi Atasi Konflik Gajah dan Manusia
Reza mengisahkan, penelitian berawal secara tidak sengaja, karena ia tidak meneliti bidang plastik. Namun karena bidang lain sudah banyak dikaji dan pencemaran di berbagai sektor semakin meningkat, ia akhirnya menekuni riset mengenai mikroplastik.
“Awalnya hanya kebetulan, tetapi semakin lama justru semakin dalam,” kata dia.
 
			





 
                                    
Discussion about this post