Wanaloka.com – Sejak usia empat tahun, Risnawati Utami harus menggunakan kursi roda untuk mobilitasnya. Lantaran virus polio menyerang kakinya. Dan sejak itu pula, Risna mulai aktif menyuarakan hak-hak difabel hingga saat ini. Ia merasa ketika dirinya dapat membantu sesama difabel, energi kebaikan dalam dirinya kian bertambah.
“Ketika kami bisa membantu teman-teman difabel atau orang lain, itu bisa memberikan energi positif bagi saya,” kata Risna saat menjadi panelis dalam acara The United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP) di Hotel Fairmont, Jakarta.
Apalagi ada tiga nilai kebaikan yang dipegang teguh. Bahwa dalam bertumbuh, ia berusaha untuk menjadi pribadi yang teguh, menyebarkan kebaikan, dan memiliki kasih sayang pada sesama.
Baca Juga: Menewaskan 5 Orang Ini Data Lengkap Banjir dan Longsor di Kota Manado
“Saya selalu promote mengenai kegigihan, kebaikan, dan compassion. Selain itu perlu memelihara hubungan baik dengan Tuhan dan sesama manusia. Keduanya harus seimbang,” jelas Risna.
Jiwa kepeduliannya terasah selama menjadi mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Ia sangat vokal terhadap penyuaraan hak-hak penyandang disabilitas. Usai lulus kuliah pada 1997, ia sempat enam tahun aktif berkontribusi di Yayasan Lentera, Surakarta.
Baca Juga: Ulos, Lambang Ikatan Kasih Sayang Masyarakat Batak
Tak berhenti di situ, ia juga terpilih sebagai penerima manfaat Ford Foundation International Fellowship Program dan melanjutkan studi program MS in International Health Policy and Management, International Health Policy di The Heller School for Social Policy and Management at Brandeis University pada 2006-2008.
Risna juga membuktikan dedikasi pada perjuangan hak-hak disabilitas dengan mendirikan Organisasi Harapan Nusantara (Ohana) di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Organisasi ini berfokus pada perjuangan hak-hak dan advokasi kebijakan penyandang disabilitas yang berdiri pada 6 Juli 2012.
Baca Juga: Tradisi Lo Hei, Angkat Sumpit Isi Yu Sheng Setinggi-tingginya Saat Imlek
Ada beberapa kegiatan dalam organisasi itu, seperti penyediaan layanan alat bantu adaptif berupa kursi roda, pelatihan layanan atau reparasi kursi roda, advokasi kebijakan pemerintahan, pemberdayaan ekonomi difabel, dan penguatan program sekaligus promosi produk-produk yang dikembangkan difabel.
Kemudian sejak 2014, Risna adalah WNI pertama yang terpilih sebagai anggota komite penyandang disabilitas di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berkantor di Jenewa, Swiss. Ia dikenal aktif dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan isu disabilitas, hak asasi manusia, sistem penyediaan kursi roda, pembangunan perkotaan, dan advokasi kebijakan di tingkat Indonesia dan internasional.
Discussion about this post