Menurut Menteri Koordinator PMK, Pratikno, penyebab robohnya bangunan tersebut sudah diketahui, kegagalan struktur penyangga bangunan yang dinilai jauh dari kata standar.
Pratikno berharap agar semua kementerian dan lembaga terkait dapat bersinergi untuk melakukan sinkronisasi dan koordinasi agar insiden serupa tidak terjadi di kemudian hari.
Baca juga: Putusan Anti SLAPP Bambang Hero dan Basuki Wasis, Perlindungan Pembela Lingkungan
“Ambruknya bangunan ponpes Al Khoziny di Sidoarjo menjadi bencana non-alam, kegagalan teknologi dengan korban meninggal dunia terbanyak sepanjang tahun 2025. Ini mesti kita jadikan atensi dan antisipasi, agar tidak terjadi di kemudian hari,” kata Pratikno, dalam siaran pers BNPB pada Sabtu, 11 Oktober 2025.
Menko PMK mengapresiasi respons cepat penanganan musibah di pesantren Al Khoziny. Penanganan tragedi pesantren Al Khoziny melibatkan BNPB, Basarnas mengawal fase darurat, Kementerian PUPR, Polri, Kementerian Agama, Kementerian Sosial, Pemerintah provinsi dan kabupaten. [WLC01]







Discussion about this post