Wanaloka.com – Danau Batur di Kabupaten Bangli Provinsi Bali menjadi salah satu danau yang diprioritaskan Presiden Joko Widodo untuk direvitalisasi karena mengalami pencemaran. Danau Batur merupakan danau kaldera tertutup, yang terbentuk dari letusan Gunung Batur.
Ada beberapa faktor penyebab pencemaran dan sedimentasi, antara lain sektor pertanian di lereng- lereng sekitar danau, keramba jaring apung (KJA) yang telah mencapai 12.000 jumlahnya, serta limbah dari pemukiman, dan penginapan.
“Harus ada solusi untuk menanggulangi pencemaran ini,” kata Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (Dirjen PDASRH) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Dyah Murtiningsih.
Baca Juga: Ini Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Gelombang Tinggi Saat Nataru
Beberapa solusi yang ditawarkan KLHK antara lain pemakaian pupuk organik dan pola terasering pada sektor pertanian, tata kelola KJA sesuai daya dukung dan daya tamping. Juga pemakaian pakan ikan ramah lingkungan, pengendalian dan pengelolaan limbah pemukiman dan wisata dapat menjadi solusi menanggulangi pencemaran.
Wakil Ketua Komisi IV DPR Dedi Mulyadi memberikan dukungan beberapa solusi tersebut. Ia juga mendorong Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan Pemkab Bangli untuk melanjutkan rencana aksi menjadi aksi nyata.
“Seharusnya Bupati (Bangli) sebagai pemangku wilayah berupaya menanggulangi pencemaran ini dengan didukung oleh Pemerintah Pusat (KLHK, KKP dan Kementan) dan Pemerintah Provinsi Bali.
Baca Juga: Libur Nataru, Kemenparekraf Luncurkan 100 ‘Pak Wisnu’
“Sudah lima tahun sejak 2017 hingga 2022 belum ada upaya apapun untuk mengendalikan pencemaran. Saya tidak mau hal ini terjadi lagi,” tandas Dedi saat Kunjungan Kerja Reses Komisi IV DPR pada 20 Desember 2022.
Discussion about this post