Wanaloka.com – Pusat Riset Manuskrip, Literatur, dan Tradisi Lisan (PR MLTL) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong agar dikotomi antara tradisi dan sains diakhiri. Sebab ilmu pengetahuan modern dan kearifan tradisional justru bisa bersinergi dalam upaya mitigasi bencana di Indonesia.
Kolaborasi dua pendekatan ini dinilai menjadi langkah penting agar strategi pengurangan risiko bencana tidak hanya efektif secara teknis, tetapi juga berakar kuat pada konteks sosial dan budaya masyarakat setempat.
“Keduanya bukan untuk dipertentangkan, tetapi untuk saling mengisi. Ketika para peneliti duduk bersama dan membuka diri, maka lahirlah pemahaman yang lebih utuh tentang fenomena bencana,” ujar Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra BRIN, Herry Jogaswara dalam webinar bertema “Mitigasi Bencana antara Tradisi dan Sains”, di Jakarta, Jumat, 31 Oktober 2025.
Baca juga: Kementerian PU Alokasikan Rp351,8 Miliar untuk Tanggap Darurat Bencana 2025
Pendekatan kolaboratif harus menjadi fondasi riset-riset BRIN ke depan, khususnya dalam bidang ekologi dan mitigasi bencana. Ia mencontohkan pengalamannya melakukan riset bersama ahli geoteknologi untuk menelusuri fenomena smong di Aceh. Dalam riset itu, tradisi lisan masyarakat menjadi pintu masuk memahami sejarah tsunami, sementara sains membantu menjelaskan secara geologis mekanisme kejadiannya.
“Kami tidak bisa hanya mengandalkan laboratorium dan data satelit, tanpa memahami narasi masyarakat yang hidup berdampingan dengan risiko,” tutur dia.
Kepala Pusat Riset MLTL, Sastri Sunarti menilai, integrasi antara sains dan tradisi menjadi ciri khas riset kebencanaan di Indonesia yang kaya akan budaya dan sejarah lokal. Salah satu isu aktual terkait potensi gempa besar di kawasan Mentawai dan pesisir Sumatera.
Baca juga: Atasi Ketergantungan Pangan, Komisi IV Minta Sagu Kembali Jadi Makanan Pokok Papua
“Informasi seperti ini sering menimbulkan kekhawatiran di masyarakat. Namun, dengan edukasi berbasis tradisi dan sains, kami dapat membangun ketenangan sekaligus kesiapsiagaan,” imbuh dia.







Discussion about this post