Minggu, 21 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Stop Perundungan Anak, Orang Tua dan Guru Harus Lakukan Pencegahan

Sabtu, 23 Juli 2022
A A
Ilustrasi upaya mencegah perundungan dengan memberi kasih sayang. Foto GoranH/pixabay.com

Ilustrasi upaya mencegah perundungan dengan memberi kasih sayang. Foto GoranH/pixabay.com

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – F, bocah 11 tahun mengalami depresi berat dan akhirnya meninggal dunia pada 18 Juli 2022. Dugaan penyebabnya karena bocah sekolah dasar di Tasikmalaya, Jawa Barat itu dipaksa teman-temannya untuk menyetubuhi seekor kucing, kemudian disebarkan di media sosial.

Perundungan (bullying) tersebut dialami F menjelang peringatan Hari Anak Nasional, 23 Juli. Presiden Joko Widodo berharap agar kasus perundungan dan segala bentuk kekerasan terhadap anak-anak tidak akan terjadi lagi.

“Anak-anak memiliki dunia bermain, dunia anak-anak dengan keceriaannya mereka. Jangan sampai terjadi lagi yang namanya perundungan,” kata Jokowi dalam peringatan Hari Anak Nasional di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 23 Juli 2022.

Baca Juga: Atas Nama Rakyat Jateng, Gubernur Diberi Gelar Perusak Lingkungan

Presiden menuturkan kasus perundungan, baik fisik maupun verbal merupakan tanggung jawab semua pihak untuk mencegahnya, termasuk orang tua, para pendidik, dan seluruh masyarakat. Sementara semua kasus kekerasan, baik kekerasan fisik maupun seksual harus diproses secara hukum dengan tegas sesuai dengan peraturan yang ada agar tidak berulang kembali.

“Karena aturannya itu tidak diperbolehkan dan ada pidananya. Penegakan hukum yang keras, tegas. Kita semua memagari agar tidak terjadi lagi,” imbuh Jokowi.

Guru Harus Peka Perubahan Sikap Anak

Sementara psikolog, juga Dosen Departemen Psikologi Pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran, Fitriani Yustikasari Lubis mengingatkan, kasus perundungan anak di sekolah dapat terjadi di semua lingkungan pendidikan. Orang tua dan guru berperan penting untuk mencegah dampak serius dari kasus perundungan anak.

Baca Juga: Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, Penemu Radar Pemantau Bencana hingga Teroris

Perundungan anak di lingkungan sekolah biasanya terjadi karena ada perilaku atau kondisi yang khas. Pertama, anak yang dirundung biasanya merupakan anak pendiam atau cenderung mudah dibuat cemas oleh teman-temannya. Kedua, anak memiliki perilaku atau karakter yang tidak sama, menonjol, hingga tidak disukai teman-temannya.

“Kalau temannya menuntut sesuatu, anak akan khawatir tidak bisa memenuhi. Atau dia punya perilaku tidak sama, sehingga teman-temannya suka mengejek dia,” kata Fitri.

Upaya antisipasi agar korban perundungan tidak mengalami dampak lebih serius, peran guru sangat penting dalam melakukan observasi dan mengamati karakter setiap anak didiknya. Guru sebaiknya mampu menilai anak didik mana yang “potensial” mengalami perundungan, memiliki karakter atau perilaku menonjol, hingga memiliki masalah belajar.

Baca Juga: Amanat Kepala BNPB, Warga Terdampak Bencana di Garut Jangan Kian Sengsara

Selain itu, guru juga harus lebih peka apabila ditemukan ada perubahan perilaku pada peserta didiknya. Guru langsung melakukan pendampingan dan penelusuran penyebabnya. Perubahan perilaku yang acap terlihat dari korban perundungan adalah cenderung menjadi lebih pendiam dan tidak bersemangat saat berada di lingkungan sekolah.

“Apalagi jika sudah muncul perilaku signifikan seperti tidak mau makan, guru harus punya radarnya,” tambahnya.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: bullyingguruHari Anak Nasionalorang tuaperundunganperundungan anakPresiden Joko Widodo

Editor

Next Post
Ilustrasi pencemaran sampah di perairan. Foto yogendras3/pixabay.com.

Kisah Dosen-dosen IPB Pulang Kampung Melestarikan Hutan dan Lingkungan

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media