Wanaloka.com – Penemuan spesimen kepala Tasmanian tiger yang diawetkan dalam alkohol yang disimpan dalam sebuah ember selama 108 tahun di museum di Melbourne, Australia menjadi sorotan Pakar Genetika Ekologi IPB University, Prof. Ronny Rachman Noor. Menurut dia, kejadian tersebut sekaligus membuka jalan lebar untuk ‘menghidupkan’ kembali Tasmanian tiger yang telah punah.
Dengan menggunakan teknologi DNA, para ilmuwan dapat melakukan rekonstruksi genomnya. Caranya dengan menyatukan sebagian besar urutan DNA-nya, serta untaian RNA (molekul yang secara struktural mirip dengan DNA tetapi hanya memiliki satu untaian) yang menunjukkan gen mana yang aktif di berbagai jaringan saat hewan tersebut mati.
“Genom merupakan kunci untuk ‘menghidupkan kembali’ satwa liar yang sudah punah karena menyediakan cetak biru yang lengkap sehingga memungkinkan merekonstruksinya,” terang dia.
Baca Juga: Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, Atap Rumah Warga Rusak
Para peneliti yang terlibat dalam ‘menghidupkan’ kembali Tasmania tiger menyatakan bahwa genom yang telah berhasil dirakit sampai saat ini telah mencapai tiga miliar pasangan basa nukleotida. Namun, Ronny menyebut, rekonstruksi ini masih belum selesai karena masih ada sekitar 45 rangkaian DNA yang masih belum tersambung.
“Diharapkan dalam beberapa bulan ke depan pekerjaan yang rumit ini dapat diselesaikan,” ujar Guru Besar Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan IPB University.
Jika nanti cetak biru Tasmanian tiger ini berhasil direkonstruksi, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan teknologi reproduksi. Harapannya, satwa liar yang sudah punah ini dapat ‘dihidupkan kembali’.
Baca Juga: KKP akan Adopsi Pengelolaan Sedimentasi Laut Perairan Morodemak di Pesisir Lain
Profesor di bidang pemuliaan dan genetika ternak ini menuturkan, pekerjaan para peneliti dalam merekonstruksi genom Tasmanian tiger tidaklah mudah. Sebab, para peneliti harus menangani RNA yang jauh lebih tidak stabil jika dibandingkan dengan DNA.
Perlu diketahui RNA bervariasi dalam berbagai jenis jaringan dan berisi apa yang secara efektif merupakan pembacaan gen aktif yang dibutuhkan agar jaringan tertentu berfungsi. Artinya, para peneliti dapat memperoleh informasi yang terkait dengan fungsi berbagai organ.
Di samping itu, sebagai perbandingan, para peneliti juga akan mengambil sel punca dari kerabat Tasmanian tiger yang masih hidup yang memiliki DNA mirip dengan satwa liar yang sudah punah ini. Nantinya, untuk melakukan pengeditan gen sebagai acuan untuk memprediksi sel yang dimiliki oleh Tasmanian tiger.
Baca Juga: Status Gunung Api Iya Waspada, Letusan Bisa Akibatkan Longsoran ke Laut
Setelah rekonstruksi genom selesai, langkah selanjutnya yang dilakukan para peneliti adalah mengembangkan teknologi reproduksi buatan dengan cara menginduksi ovulasi pada marsupial dan melakukan fertilisasi embrio sel tunggal. Kemudian, mereka akan mengembangkannya pada rahim buatan.
Ia memperkirakan para peneliti akan berhasil ‘menghidupkan kembali’ Tasmanian tiger yang sudah punah ini sekitar 3-5 tahun ke depan.
Discussion about this post