Wanaloka.com – Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas (ratas) membahas soal mitigasi dampak fenomena cuaca El Nino di Istana Merdeka, Jakarta pada 3 Oktober 2023. Baik terkait dampak El Nino terhadap kekeringan, ketersediaan air bersih, situasi pertanian, hingga antisipasi dan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Intinya, arahan Bapak Presiden ada tiga hal. Pemetaan persoalan secara komprehensif, fokus untuk strategi tersedianya air, dan daerah sentra produksi pangan agar dicek terus menerus untuk kecukupan air,” ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar dalam keterangannya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta selepas rapat.
Terkait kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Siti menjelaskan berdasarkan data per 2 Oktober 2023, terdapat 6.659 titik panas (hot spot) dengan peluang 80 persen menjadi titik api (fire spot.) Areal yang terbakar sudah terekam 267.000 hektare.
Baca Juga: Difabel Masih Minim Akses Informasi Mitigasi Bencana
“Perkiraan saya dengan situasi bulan September dan Oktober, kelihatannya masih akan bertambah,” kata Siti.
Pemerintah melalui berbagai kementerian dan lembaga telah melakukan sejumlah langkah, seperti pemadaman dan teknik modifikasi cuaca (TMC) di sejumlah provinsi yang menjadi titik rawan terjadinya karhutla. Siti memastikan hingga saat ini tidak ada pencemaran asap lintas batas atau transboundary haze ke negara tetangga.
“Jadi kalau dibilang di Malaysia tidak ada hot spot, kalau lihat data citra satelit di sana juga ada,” ucap Siti.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menambahkan jajarannya telah melakukan dukungan pelaksanaan operasi darat maupun udara dalam mengatasi karhutla. Untuk operasi udara, pihaknya mengerahkan 35 helikopter yang terdiri atas 13 helikopter patroli dan 22 helikopter water bombing. Terutama di daerah-daerah yang menjadi prioritas penanganan karhutla.
Baca Juga: Dadan Kusdiana: Kejar Emisi Nol Bersih Lewat Revisi Kebijakan Energi Nasional
Discussion about this post