Baca Juga: Masyarakat Sipil Dorong OJK Serius Implementasikan Taksonomi Hijau Demi Energi Terbarukan
“Menunda percepatan transisi energi di dalam negeri berarti meningkatkan potensi risiko secara sosial, ekonomi, dan lingkungan,” tegas Andri. Mengingat dinamika energi global mengarah pada upaya transisi energi energi terbarukan.
Pasar ekspor batubara akan semakin berkurang drastis. Kecenderungan ini tidak terhindarkan dan harus disikapi secara strategis. Bukan malah meningkatkan serapan hasil produksi batu bara nasional melalui rencana pemerintah untuk menambah PLTU batu bara secara masif hingga 203. Termasuk juga peningkatan proyek penggunaan produk turunan batu bara, seperti gasifikasi.
Industri Energi Surya India akan ‘Meledak’
Dalam komitmen KTT Perubahan Iklim COP26, Glasgow pada 2021 yang ditandatangani Perdana Menteri India Narendra Modi, negara itu akan meningkatkan total porsi kapasitas non-fosil terpasang menjadi 50 persen pada 2030. Namun berdasarkan revisi menurut rancangan rencana listrik, India akan memiliki 57 persen kapasitas non-fosil pada 2027 dan 68 persen kapasitas terpasang non-fosil pada 2032.
Baca Juga: Studi Oxford, Transisi Cepat ke Energi Terbarukan Lebih Mahal adalah Salah
Dibandingkan dengan rencana listrik India sebelumnya yang dirilis pada 2018, India diharapkan memiliki 150 GW kapasitas surya terpasang pada 2027. Rancangan rencana ketenagalistrikan baru meningkatkan target ini dengan tambahan 36 GW menjadi 186 GW pada 2027. Menurut Ember’s Electricity Data Explorer, energi terbarukan India kapasitas telah tumbuh pada tingkat pertumbuhan rata-rata 19 persem per tahun antara 2016 hingga 2021.
Ekonom Energi dari Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA), Vibhuti Garg mengatakan draf rancangan ketenagalistrikan India menunjukkan negara itu mengandalkan tenaga surya untuk sebagian besar kebutuhan listriknya di masa depan.
“Ini adalah lompatan besar. Tren pertumbuhan energi surya hingga dua digit selama lima tahun terakhir. Industri energi surya India tampaknya akan ‘meledak’,” kata Garg.
Baca Juga: Mengenal Persoalan Energi dari Hulu ke Hilir Bersama Walhi Yogyakarta
Penetapan target tenaga surya sebesar 333 GW merupakan indikasi yang jelas bagi sektor manufaktur India untuk berinvestasi dalam meningkatkan kapasitas manufaktur dalam negeri.
India meningkatkan kapasitas terpasang tenaga surya dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 47 persen per tahun antara 2016 – 2021. Dibandingkan pertumbuhan dua digit dalam ekspansi kapasitas tenaga surya, tenaga angin melihat tingkat pertumbuhan satu digit sebesar 7 persen selama periode yang sama.
India adalah produsen, konsumen sekaligus importir batu bara kedua terbesar di dunia. Konsumsi batu bara India pertama kali mencapai satu miliar ton pada tahun fiskal 2021/2022. Level produksi domestik saat ini telah mencapai 770 juta ton. Sisanya ditutup dari impor. Salah satu pemasok terbesarnya adalah Indonesia. [WLC02]
Discussion about this post