Kedua, lato-lato mampu membangun identitas sosial dan konsep diri yang positif. Secara tidak langsung, anak yang memainkan lato-lato akan berusaha menunjukkan kemahirannya di depan sebayanya.
Kondisi tersebut bisa menjadi lahan positif bagi anak untuk membangun konsep diri positifnya, karena mereka memiliki wahana untuk menunjukkan kebisaannya yang belum tentu dimiliki anak-anak lain di lingkungan sosial permainannya.
Ketiga, menjadi magnet “Fear of Missing Out” atau Fomo. Hery menjelaskan, Fomo menjadi salah satu karakteristik kuat dari generasi Z berdasarkan analisis para ahli. Generasi Z yang lahir dari tahun 1995-2012 ini selalu takut dikatakan “ketinggalan zaman”, sehingga mereka berlomba mengejar apapun yang sedang viral.
Baca Juga: Retno Sari, Atasi Panic Buying dengan Hand Sanitizer dari Daun Sirih
Keempat, lato-lato mampu mewadahi karakter generasi Z sebagai generasi “do it yourself”. Permainan sederhana ini mampu mendorong pemainnya melakukan ragam inovasi saat memainkan dan menikmatinya. Kapasitas kreativitas anak dapat terus berkembang dengan cara menyenangkan.
Kelima, lato-lato juga alternatif membangun hubungan sosial yang menyenangkan bagi orang tua dan anak. Permainan itu dapat menjadi waktu berkualitas bagi anak dan orang tua, sekaligus wahana pemahaman nilai-nilai positif dan sarana orang tua mengapresiasi kelebihan sang anak, sehingga anak makin merasa berharga.
“Ini penting bagi tumbuh kembangnya kelak,” kata Hery.
Baca Juga: Fedik Abdul Ratam, Tantangan Pembuatan Vaksin Inavac dari Alat hingga Dana
Keenam, potensi panjat sosial (pansos). Di era media sosial, “popularitas di dunia sosial” seakan menjadi level atau status sosial alternatif di luar dunia nyata. Kemahiran memainkan lato-lato dapat menjadi wahana pansos bagi pemainnya.
Ketujuh, aktivitas bermain lato-lato dapat menjadi stress healing bagi anak untuk rehat sejenak. Sealigus mengisi energi untuk kembali siap melakukan aktivitas akademik sekolah yang kerap kali memiliki jadwal yang padat.
Kedelapan, lato-lato mampu memberikan pengaruh ekonomi positif bagi penjual dan produsennya. Dengan harga yang relatif terjangkau, permainan ini mudah dimiliki oleh semua orang.
Baca Juga: Memantik Pembangunan Museum Covid-19 Lewat Pameran Arsip Unair
Dampak Negatif Lato-lato
Di sisi lain, permainan ini memiliki dampak negatif yang bisa timbul apabila anak-anak ataupun orang tua tidak bisa mendukung dan mengaturnya. Seperti mengurangi waktu belajar atau mengerjakan tugas karena ketagihan bermain, potensi melahirkan rasa rendah diri apabila tidak berhasil memainkannya, juga orang tua tidak peka terhadap keberhasilan anak dalam permainan itu.
Anak juga perlu waspada saat bermain. Sebab ayunan bola yang kuat dan tidak terkontrol berpotensi membentur ke bagian tubuh pemain, seperti mata, hidung, ataupun kepala.
“Perlu fokus dan konsentrasi penuh dalam memainkan, agar tidak membahayakan pemain maupun teman-teman sekitarnya,” imbuh Hery. [WLC02]







Discussion about this post