Minggu, 21 Desember 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Tren Lato-lato dari Para Gaucho hingga Generasi Fomo

Permainan lato-lato adalah permainan lawas yang tren kembali. Tak hanya sekedar permainan, tetapi juga dikompetisikan.

Senin, 9 Januari 2023
A A
Alat permainan lato-lato. Foto ilustrasi.

Alat permainan lato-lato. Foto ilustrasi.

Share on FacebookShare on Twitter

Kedua, lato-lato mampu membangun identitas sosial dan konsep diri yang positif. Secara tidak langsung, anak yang memainkan lato-lato akan berusaha menunjukkan kemahirannya di depan sebayanya.

Kondisi tersebut bisa menjadi lahan positif bagi anak untuk membangun konsep diri positifnya, karena mereka memiliki wahana untuk menunjukkan kebisaannya yang belum tentu dimiliki anak-anak lain di lingkungan sosial permainannya.

Ketiga, menjadi magnet “Fear of Missing Out” atau Fomo. Hery menjelaskan, Fomo menjadi salah satu karakteristik kuat dari generasi Z berdasarkan analisis para ahli. Generasi Z yang lahir dari tahun 1995-2012 ini selalu takut dikatakan “ketinggalan zaman”, sehingga mereka berlomba mengejar apapun yang sedang viral.

Baca Juga: Retno Sari, Atasi Panic Buying dengan Hand Sanitizer dari Daun Sirih

Keempat, lato-lato mampu mewadahi karakter generasi Z sebagai generasi “do it yourself”. Permainan sederhana ini mampu mendorong pemainnya melakukan ragam inovasi saat memainkan dan menikmatinya. Kapasitas kreativitas anak dapat terus berkembang dengan cara menyenangkan.

Kelima, lato-lato juga alternatif membangun hubungan sosial yang menyenangkan bagi orang tua dan anak. Permainan itu dapat menjadi waktu berkualitas bagi anak dan orang tua, sekaligus wahana pemahaman nilai-nilai positif dan sarana orang tua mengapresiasi kelebihan sang anak, sehingga anak makin merasa berharga.

“Ini penting bagi tumbuh kembangnya kelak,” kata Hery.

Baca Juga: Fedik Abdul Ratam, Tantangan Pembuatan Vaksin Inavac dari Alat hingga Dana

Keenam, potensi panjat sosial (pansos). Di era media sosial, “popularitas di dunia sosial” seakan menjadi level atau status sosial alternatif di luar dunia nyata. Kemahiran memainkan lato-lato dapat menjadi wahana pansos bagi pemainnya.

Ketujuh, aktivitas bermain lato-lato dapat menjadi stress healing bagi anak untuk rehat sejenak. Sealigus mengisi energi untuk kembali siap melakukan aktivitas akademik sekolah yang kerap kali memiliki jadwal yang padat.

Kedelapan, lato-lato mampu memberikan pengaruh ekonomi positif bagi penjual dan produsennya. Dengan harga yang relatif terjangkau, permainan ini mudah dimiliki oleh semua orang.

Baca Juga: Memantik Pembangunan Museum Covid-19 Lewat Pameran Arsip Unair

Dampak Negatif Lato-lato

Di sisi lain, permainan ini memiliki dampak negatif yang bisa timbul apabila anak-anak ataupun orang tua tidak bisa mendukung dan mengaturnya. Seperti mengurangi waktu belajar atau mengerjakan tugas karena ketagihan bermain, potensi melahirkan rasa rendah diri apabila tidak berhasil memainkannya, juga orang tua tidak peka terhadap keberhasilan anak dalam permainan itu.

Anak juga perlu waspada saat bermain. Sebab ayunan bola yang kuat dan tidak terkontrol berpotensi membentur ke bagian tubuh pemain, seperti mata, hidung, ataupun kepala.

“Perlu fokus dan konsentrasi penuh dalam memainkan, agar tidak membahayakan pemain maupun teman-teman sekitarnya,” imbuh Hery. [WLC02]

Sumber: Unair, Unpad

Terkait

Page 2 of 2
Prev12
Tags: Amerika Selatananak-anakGenerasi FomoGenerasi Zlato-latoorang dewasapermainan lato-latoUnairUnpad

Editor

Next Post
Gempa Maluku magnitudo 7,9 yang terjadi di Laut Banda pada Selasa, 10 Januari 2023, pukul 00.47 WIB, oleh BMKG sempat mengaktifkan peringatan dini tsunami. Foto BMKG, pusat gempa Maluku.

Gempa Maluku M7,9 Sistem Peringatan Dini Tsunami Aktif Selama Dua Jam Lebih

Discussion about this post

TERKINI

  • Masyarakat adat Awyu, Papua mengajukan permohonan kasasi ke MA terkait upaya mempertahankan kelestarian hutan Papua. Foto Dok. Walhi Papua.Walhi Papua Tolak Rencana Prabowo Buka Perkebunan Sawit di Papua
    In News
    Rabu, 17 Desember 2025
  • Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto Soetana Hasby/Wanaloka.com.Terancam Punah, DIY Didesak Terbitkan Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
    In News
    Selasa, 16 Desember 2025
  • Evakuasi warga terdampak banjir di Bali pada Minggu, 14 Desember 2025. Foto BNPB.Banjir di Bali Menewaskan Seorang Turis Mancanegara
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • Penanganan darurat bencana Sumatra, pengerukan Sungai Aek Doras, Kota Sibolga, Sumatra Utara. Foto BNPB.Bencana Sumatra, Korban Tewas Mencapai Seribu Lebih
    In Bencana
    Senin, 15 Desember 2025
  • FAMM Indonesia bersama Kaoem Telapak menggelar "FAMM Fest: mempertemukan Suara, Seni, dan Rasa" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) pada 10 Desember 2025.Perempuan di Garis Depan Krisis Ekologis
    In News
    Sabtu, 13 Desember 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Indepth
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media