Selasa, 13 Mei 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

Tren Lato-lato dari Para Gaucho hingga Generasi Fomo

Permainan lato-lato adalah permainan lawas yang tren kembali. Tak hanya sekedar permainan, tetapi juga dikompetisikan.

Senin, 9 Januari 2023
A A
Alat permainan lato-lato. Foto ilustrasi.

Alat permainan lato-lato. Foto ilustrasi.

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Tek tek tek. Bebunyian yang timbul dari dua bandul yang saling beradu itu tengah menjadi tren. Namanya lato-lato.

Permainan lato-lato yang tengah tren ternyata bukanlah permainan baru. Itu adalah permainan lawas dari Argentina. Bentuk mainan lato-lato berupa dua bandul berbentuk bulat yang diikat tali tersebut ternyata juga merupakan alat berburu primitif para gaucho (pemburu) dari Amerika Selatan untuk menangkap hewan. Caranya dengan melempar alat itu ke arah buruan hingga terjerat bagian kaki atau sayap. Di sana, alat berburu itu berasal dari kata bolas atau boleadora.

Sebagai mainan, lato-lato berupa dua bandul pendulum berbahan plastik polimer. Kedua bandul disambungkan seutas tali atau benang nilon. Bagian tengah tali terdapat sebuah cincin untuk pegangan saat menggerakan kedua bandulan tersebut. Kelihaian dalam memainkan lato-lato tampak ketika pemain mampu mempercepat benturan kedua bandulan dalam posisi stabil.

Baca Juga: Gempa Dangkal Pacitan Dirasakan hingga Yogyakarta dan Jawa Tengah

Lantas, mengapa permainan orang dewasa itu bisa terlahir kembali menjadi permainan anak-anak?

Menurut Dosen program studi Ilmu Sejarah Universitas Airlangga (Unair) Ikhsan Rosyid Mujahidul Anwari, karena manusia berperan sebagai homo ludens atau mahkluk yang suka bermain yang selalu memiliki permainan tren di setiap eranya. Tren permainan anak-anak maupun dewasa akan mengikuti perkembangan ekonomi dan zaman.

Lato-lato menjadi populer karena dipengaruhi media teknologi yang membuat permainan tersebut dikenal banyak orang. Namun kebertahanan sebuah permainan sangat ditentukan dengan kemunculan permainan-permainan berikutnya.

Baca Juga: Peta Bahaya Sesar Cugenang Terbaru, Empat Kecamatan Masuk Zona Terlarang

“Masing-masing zaman atau era selalu punya zeitgest atau jiwa zaman. Kebetulan, sekarang permainan lato-lato. Siapa yang menyebabkan permainan tersebut populer, salah satunya produsen media permainan anak. Saya kira ini akan berulang pada waktu mendatang,” jelas Ikhsan.

Tak sekedar permainan, lato-lato juga dilombakan. Menurut Ikhsan, kondisi itu tak lepas dari nilai-nilai yang terkandung dalam permainan anak-anak, yakni nilai pleasure, interaktif, dan kompetitif. Apalagi lato-lato menjadi tren setelah pandemi, sehingga anak-anak bisa berinteraksi lewat permainan itu. Di samping itu, nilai kompetitif dalam permainan tersebut juga berkaitan dengan kemampuan atau skill mereka sehingga muncul perlombaan.

Lato-lato Bagi Generasi Z

Sementara Ketua Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran, Hery Wibowo mengungkap fakta sosiologis dari permainan lato-lato. Kelahiran kembali permainan lato-lato yang pernah populer pada 1990-an menjadi momentum terbaik bagi orang tua untuk ‘sedikit’ melepaskan anak dari ketergantungan bermain gawai.

Baca Juga: PSHK UII Nilai Perppu Cipta Kerja Intrik Pemerintah Gugurkan Putusan MK, DPR akan Bahas Pekan Depan

“Juga momentum terbaik untuk membangun ‘growth mindset’ dengan penekanan, bahwa proses itu penting, tidak ada sukses instan, dan berlatih akan membawa hasil,” kata Hery.

Ada delapan fakta sosiologis terkait permainan lato-lato. Pertama, lato-lato mampu membangun interaksi sosial. Berbeda dengan permainan berbasis perangkat seperti HP, tablet, atau gawai lainnya, lato-lato lebih menyenangkan untuk dimainkan bersama-sama.

“Inilah ajang membangun interaksi sosial dari generasi Z yang sering disebut generasi ‘alien’ karena suka menyendiri dan rebahan. Tanpa terasa kohesi sosial antar anak-anak mulai terbangun,” kata Hery.

Baca Juga: Alfian Nur Rosyid, Satgas Covid-19 Meluruskan Isu Konspirasi hingga OTG

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Amerika Selatananak-anakGenerasi FomoGenerasi Zlato-latoorang dewasapermainan lato-latoUnairUnpad

Editor

Next Post
Gempa Maluku magnitudo 7,9 yang terjadi di Laut Banda pada Selasa, 10 Januari 2023, pukul 00.47 WIB, oleh BMKG sempat mengaktifkan peringatan dini tsunami. Foto BMKG, pusat gempa Maluku.

Gempa Maluku M7,9 Sistem Peringatan Dini Tsunami Aktif Selama Dua Jam Lebih

Discussion about this post

TERKINI

  • Pusat gempa 5,3 mangitudo di Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara. Foto inatews.bmkg.go.id.Deformasi Lempeng Picu Gempa 5,3 Magnitudo di Mandailing Natal
    In News
    Senin, 12 Mei 2025
  • Ahli Manajemen Vertebrata Hama dan Ilmu Hama Tumbuhan IPB University, Swastiko Priyambodo. Foto Dok. IPB University.Swastiko Priyambodo, Pengendalian Tikus Sawah Tak Hanya Andalkan Burung Hantu
    In Sosok
    Minggu, 11 Mei 2025
  • Lalat hinggap di atas makanan. Foto lengocson238/pixabay.com.Lalat Bikin Risih di Meja Makan, Bagaimana Jika Bumi Tanpa Serangga?
    In IPTEK
    Minggu, 11 Mei 2025
  • Kupu-kupu dan lebah tengah membantu penyerbukan bunga Matahari. Foto keywest3/pixabay.com.Populasi Kupu dan Lebah Menurun, Dampak Aktivitas Manusia dan Pembangunan
    In IPTEK
    Sabtu, 10 Mei 2025
  • Ilustrasi vaksinasi global. Foto neelam279/pixabay.com.Penanganan Covid-19 Abaikan TBC, Kini Indonesia Jadi Partisipan Uji Klinik Global Vaksin M72
    In Rehat
    Sabtu, 10 Mei 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media