Baca Juga: Banjir Dampak Hujan Lebat di Aceh Terbukti
Menurut Alue Dohong, konservasi akan berhasil apabila komunitas dan project di seluruh dunia mampu menghentikan dan membalikkan tren penurunan spesies dan ekosistem.
“Untuk mewujudkannya, kami sangat membutuhkan transformasi sistemik,” jelas Alue Dohong.
Implementasi transformasi sistemik dilakukan melalui beberapa cara. Pertama, melindungi potensi keanekaragaman hayati dan jasa lingkungan di taman nasional dengan melibatkan masyarakat sekitar kawasan lindung. Kedua, menangani kawasan terbuka melalui kebijakan resolusi konflik tenurial dan restorasi ekosistem.
Baca Juga: Cara Mengontrol Populasi Kucing, Kastrasi Jantan atau Alat Kontrasepsi Alami?
Ketiga, meningkatkan partisipasi masyarakat melalui kemitraan konservasi dan pemberdayaan masyarakat, serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga ekosistem hutan dan laut. Keempat, mengoptimalkan koordinasi multi-stakeholder seperti kementerian atau lembaga lain, pemerintah daerah, swasta atau pihak lain untuk mendukung kebijakan pembangunan kawasan yang bersinggungan dengan kawasan lindung. Kelima, meningkatkan pengelolaan pengembangan kawasan lindung melalui peningkatan efektivitas pengelolaan kawasan lindung.
“Biodiversitas jadi tulang punggung kelestarian lingkungan, ekonomi dan sosial. Mari kita jaga untuk konservasi, kita lindungi dan manfaatkan secara berkelanjutan,” imbuh Alue Dohong.
Baca Juga: Bekal Bertahan Hidup di Hutan yang Diajarkan di IPB University
Ia berharap, konferensi tersebut dapat memperluas peran AHP dalam perlindungan ekosistem dan pemulihan pandemi. Baik melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam merencanakan dan menerapkan pengelolaan ekosistem, strategi restorasi, dan membangun ketahanan.
“Kami berharap kegiatan ini wujud tanggung jawab kita menjaga kelestarian hutan dan ekosistem laut serta keanekaragaman hayati, konservasi, dan bermanfaat bagi masyarakat. Bersama-sama, kita dapat memainkan kontribusi yang lebih berdampak untuk memastikan keberlanjutan spesies dan konservasi ekosistem,” papar Executive Director, ASEAN Centre for Biodiversity (ACB), Theresa Mundita S. Lim. [WLC02]
Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Discussion about this post