Minggu, 26 Oktober 2025
wanaloka.com
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video
No Result
View All Result
wanaloka.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

UGM dan IPB Bicara Soal Restorasi Hutan dan Reklamasi Bekas Tambang

Sabtu, 27 September 2025
A A
Aksi pelajar untuk iklim di tepi lubang bekas tambang, Kalimantan Selatan. Foto dok. IPM

Aksi pelajar untuk iklim di tepi lubang bekas tambang, Kalimantan Selatan. Foto dok. IPM

Share on FacebookShare on Twitter

Wanaloka.com – Berdasarkan laporan Kementerian Kehutanan, luas lahan hutan di Indonesia pada tahun 2024 mencapai 95,5 juta hektare atau 51,1% dari total daratan. Sementara angka deforestasi netto tahun 2024 tercatat sebesar 175,4 ribu hektar. Mayoritas deforestasi bruto terjadi di hutan sekunder dengan luas 200,6 ribu hektare (92,8%), dimana 69,3% terjadi di dalam kawasan hutan dan sisanya di luar kawasan hutan.

Fokus kebijakan saat ini bergeser pada restorasi hutan dan bekas tambang sebagai langkah krusial untuk memastikan pemulihan ekosistem secara berkelanjutan. Namun Guru Besar Fakultas Kehutanan UGM, Prof. Widiyatno mengingatkan, bahwa pengelolaan hutan tidak bisa mengabaikan kemajuan teknologi, kepentingan ekonomi, dan kebutuhan pembangunan. Perlu mempertimbangkan kepentingan ekonomi dengan ekologi dalam pengelolaan hutan berkelanjutan.

Yang tidak kalah penting untuk dilakukan saat ini adalah pemilihan metodologi yang tepat untuk pelaksanaan restorasi. Ia menyebutkan tahapan pertama adalah mengidentifikasi tingkat kerusakan hutan yang berkorelasi langsung dengan kondisi tutupan lahan.

Baca juga: BMKG Uji Kesiapsiagaan Dampak Gempa M9,0 Selat Sunda Lewat IOWAVE25

“Tingkat kerusakan dan kondisi tutupan lahan menjadi penentu utama dalam merumuskan strategi restorasi,” ujar Widiyatno dalam webinar Restorasi Ekosistem pada Hutan Alam, Bekas Tambang, dan Mangrove dalam rangka Dies Natalis ke-62 Fakultas Kehutanan UGM, Kamis, 25 September 2025.

Lebih lanjut, ia memaparkan konsekuensi dari tingkat kerusakan berdampak pada upaya pemulihan. Jika semakin tinggi tingkat degradasi hutan, maka akan semakin rendah biodiversity and ecosystem services.

“Akibatnya, upaya pengembalian hutan ke rona alam alaminya akan menuntut waktu dan biaya yang semakin tinggi seiring dengan meningkatnya level kerusakan yang harus diperbaiki,” ujar dia.

Baca juga: Jatam Menilai Pemerintah Sedang Memoles Citra Lewat Lahan Tambang Bermasalah

Menurut dia, enrichment planting dan native species menjadi salah satu metode restorasi hutan yang memiliki dampak signifikan dan holistik. Ia mencontohkan, metode ini terbukti mampu meningkatkan serapan karbon hingga sekitar 140 ton/ha pada tegakan pohon berumur 25 tahun.

Berfokus pada isu reklamasi tambang, staf pengajar di Laboratorium Fisiologi Pohon dan Tanah Hutan FKH UGM, Handojo Hadi Nurjanto membedah pentingnya penyiapan tapak dalam keberhasilan restorasi bekas tambang. Ia menyebut enam langkah kunci dalam reklamasi lahan pasca tambang, yakni penyiapan lahan, penataan lahan, pengendalian erosi, pengolahan lapisan tapak, revegetasi, dan pengamanan.

Handojo menuturkan reklamasi tambang tidak bisa dilakukan sembarang, tetapi menyesuaikan lokasi, jenis tanah, perlakuan penataan lahan, dan aktivitas pertambangannya.

Baca juga: Kepemimpinan Baru Walhi Janjikan Garda Terdepan Keadilan Ekologis

“Pendekatan di dalam penyiapan tapak berbeda berakibat pada vegetasi yang ditanam pun berbeda,” kata dia.

Dennis Wara dari PT Ekosistem Khatulistiwa Lestari menyebut tantangan utama yang dihadapi di  lapangan adalah tingkat deforestasi dan degradasi lahan, konservasi keanekaragaman hayati, kondisi sosial dan ekonomi masyarakat, serta pengembangan model bisnis perusahaan.

Terkait

Page 1 of 2
12Next
Tags: Fakultas Kehutanan UGMreklamasi bekas tambangrestorasi hutan

Editor

Next Post
Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal mengunjungi siswa korban keracunan MBG di Bandung Barat, 25 September 2025. Foto Tonda-Dep/DPR.

Pakar Tegaskan Sekolah dan Orang Tua Bisa Menolak MBG Akibat Keracunan Berulang

Discussion about this post

TERKINI

  • Kebakaran lahan gambut di palangkaraya, Kalimantan Tengah. Foto Aulia Erlangga/CIFOR.Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut Lewat Pendekatan Ekohidrologi
    In IPTEK
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • TPST Kranon di Kota Yogyakarta. Foto Dok. Portal Pemkot Yogyakarta.Walhi Yogyakarta Desak DIY Tolak Proyek PSEL yang Meningkatkan Degradasi Lingkungan di Piyungan
    In Lingkungan
    Minggu, 26 Oktober 2025
  • Air conditioner yang dipasang di rumah-rumah. Foto terimakasih0/pixabay.com.Cuaca Panas Tiap Tahun Makin Ekstrem, Penggunaan AC Justru Meningkatkan Udara Panas
    In IPTEK
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Biodiesel 40 persen (E40). Foto Kementerian ESDM.Solar Dicampur Biodiesel 40 Persen Tahun 2026, Bensin Dicampur Etanol 10 Persen Tahun 2027
    In News
    Sabtu, 25 Oktober 2025
  • Potret pencemaran plastik di salah satu sungai di Indonesia. Foto dok. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.Penting Tanggung Jawab Industri dan Pemerintah atas Kandungan Mikroplastik dalam Air Hujan
    In News
    Jumat, 24 Oktober 2025
wanaloka.com

©2025 Wanaloka Media

  • Tentang
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Lingkungan
  • Sosok
  • News
  • Foto
  • Bencana
  • Traveling
  • IPTEK
  • Rehat
  • Video

©2025 Wanaloka Media