Wanaloka.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperbarui data korban dampak bencana Sumatra. Korban meninggal dunia dampak bencana banjir bandang dan longsor, 442 orang, korban terbesar yang telah dievakuasi Tim SAR gabungan hingga Minggu, 30 November 2025, terdata di Provinsi Sumatra Utara (Sumut). Hingga saat ini, sejumlah wilayah di tiga provinsi terdampak bencana Sumatra, Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, masih terisolir.
Percepatan penanganan darurat bencana Sumatra masih terus dilakukan. Di Provinsi Sumut, beberapa kabupaten terdampak bancana hidrometeorologi hingga kini belum dapat dijangkau melalui jalur darat akibat akses terputus akibat material longsor dan kerusakan jembatan.
Jalan Tarutung–Sibolga terputus di sejumlah titik, dan sejumlah desa di Kecamatan Parmonangan dan Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara, dengan jumlah warga terdampak lebih dari 12.000 jiwa.
Di Kabupaten Mandailing Natal, jalur Singkuang–Tabuyung serta ruas jalan Batang Natal–Muara Batang Gadis terputus di beberapa titik, menyebabkan sejumlah kecamatan di kabupaten itu masih terisolasi.
Di Tapanuli Tengah, pembersihan material longsor terus dilakukan pada ruas jalan nasional Sibolga–Padang Sidempuan, Sibolga–Tarutung, serta jembatan yang rusak di beberapa titik.
Baca juga: Tiga Provinsi Sumatra Kewalahan, Akademisi dan Masyarakat Sipil Desak Status Bencana Nasional
Kepala BNPB Suharyanto mengatakan, distribusi logistik untuk warga terdampak bencana Sumatra terus dilakukan.
“Pengiriman logistik tahap pertama ke Kota Sibolga, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, dan Humbang Hasundutan telah mencapai 100 persen. Penyaluran ke Mandailing Natal, Kota Gunung Sitoli, dan Nias Selatan masih terkendala akses darat,” kata Suharyanto.
Upaya distribusi logistik ke wilayah yang masih sulit diakses melalui jalur darat, menggunakan helikopter milik BNPB dan TNI AD.
“Total lima helikopter perbantuan BNPB dan TNI telah beroperasi dari Bandara Silangit, bersama pesawat Caravan dan alat berat dari berbagai instansi untuk pembukaan akses menuju desa yang masih terisolasi,” katanya.
Logistik yang didistribusikan 33 unit alat komunikasi, 33 unit genset, 14 unit LCR, 750 dus Pop Mie, serta 129 unit tenda.
“Beberapa sorti udara juga ditujukan khusus untuk wilayah terisolasi seperti Sopo Tinjak (Kecamatan Batang Natal, Madina) dan Muara Siabu,” katanya.
Upaya percepatan penanganan darurat bencana di Sumatra Utara, BNPB mengerahkan 20 personel ke Tapanuli Utara dan Tapanuli Tengah, serta dukungan dari TNI dan Polri mencapai 500 personel di Tapanuli Tengah.
Baca juga: Jatam Tegaskan Longsor dan Banjir Bandang di Sumatra Akibat Ledakan Izin Ekstraktif
Korban meninggal dampak bencana banjir bandang dan longsor di Sumatra Utara, 217 orang.
“Korban tersebar di Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Kota Sibolga, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Pakpak Barat, Kota Padang Sidempuan, Deli Serdang, dan Nias,” kata Kepala BNPB.
Data korban hilang kini bertambah menjadi 209 orang, setelah pihak keluarga melaporkan kehilangan anggota keluarga mereka ke posko penanganan bencana.
BNPB menjelaskan, warga mengungsi di beberapa titik, di Kabupaten Tapanuli Utara terdapat 3.600 pengungsi, Tapanuli Tengah 1.659 penduduk, di Tapanuli Selatan 4.661 warga mengungsi, di Kota Sibolga 4.456 warga mengungsi, di Kabupaten Humbang Hasundutan didata 2.200, di Kabupaten Mandailing Natal jumlah pengungsi 1.378 orang.






Discussion about this post