Kebakaran di area TPA yang berlangsung cukup lama akan berdampak bagi kesehatan masyarakat. Berdasarkan pemantauan Walhi Jawa Tengah, warga sekitar TPA Pesalakan mengeluhkan batuk sesak napas, panas dingin dan mata perih. Setelah diprotes warga, pemerintah menyediakan layanan kesehatan gratis. Hal serupa terjadi terhadap warga sekitar TPA Penujah yang mengalami sakit mata dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Di sekitar TPA Putri Cempo, belasan balita dan lansia dari Kampung Jatirejo RT 3 RW 39 Mojosongo diungsikan. Sekolah SD di Plesungan, Karanganyar diliburkan akibat asap yang masuk ke area sekolah. Hal ini juga terjadi di SD Ngaliyan 04 Semarang yang siswanya dipulangkan lebih awal dan terpaksa mengikuti Penilaian Tengah Semester (PTS) secara daring karena asap kebakaran TPA Jatibarang masuk area sekolah.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan ada 364 TPA di Indonesia. Sebanyak 33 persen masih menggunakan sistem penimbunan terbuka (open dumping), 55 persen controlled landfills, dan sisanya 12 persen sanitary landfills. Kenyataannya, mayoritas TPA di Indonesia terbukti masih banyak menggunakan praktik penimbunan terbuka meskipun dalam dokumen pemerintah masuk kategori controlled landfill atau sanitary landfill. Kondisi ini tak jauh beda dengan klaim pemerintah yang mengatakan TPA Putri Cempo dan TPA Jatibarang menggunakan sanitary landfill, tetapi realitanya masih menggunakan metode open dumping. Padahal metode ini sudah dilarang pemerintah sejak tahun 2013.
Baca Juga: Gempa 6,6 Magnitudo Laut Banda Maluku, Ini Analisis BMKG
Merespon berbagai peristiwa kebakaran TPA, Walhi Jawa Tengah menyerukan beberapa tuntutan:
Pertama, mendesak pemerintah menghentikan pengelolaan TPA dengan sistem open dumping untuk mengurangi potensi kebakaran di masa mendatang. Kedua, mengimplementasikan pengelolaan sampah dengan hirarki zero waste yang benar dengan berfokus pada pengurangan sampah dari sumber seperti organik dan plastik sekali pakai. Ketiga, menyusun langkah-langkah strategis mencegah kebakaran TPA terjadi di masa mendatang. Keempat, memberikan bantuan layanan kesehatan gratis dan bantuan lain yang dibutuhkan oleh masyarakat terdampak, termasuk pemulung yang kehilangan sumber penghidupannya. [WLC02}
Sumber: Walhi Nasional
Discussion about this post