Walhi Aceh mendesak pemerintah Aceh mencegah kerusakan hutan di Aceh Tenggara yang terus terjadi setiap tahun. Salah satunya dengan tidak membuka jalan baru, melainkan cukup memaksimalkan jalan yang sudah ada dengan memperbaiki agar mudah dilalui.
Baca Juga: Menebar Garam hingga Kapur Tohor, Praktik TMC Kurangi Polusi Udara
Revisi Qanun Tata Ruang
Berdasarkan pengamatan Walhi Aceh, Aceh Tenggara memiliki riwayat banjir yang tinggi dibandingkan daerah lainnya. Kondisi tersebut tak lepas juga dari sengkarut ruang yang harus secepatnya diperbaiki.
Apabila merujuk pada Qanun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Aceh Tenggara, Nomor 1 tahun 2013 tahun 2013 – 2033, lima kecamatan yang dilanda banjir berada dalam Wilayah Sungai Strategis Nasional Alas – Singkil yang meliputi Daerah Aliran Sungai (DAS) Singkil seluas 327.829,24 hektare.
Uniknya, dalam Qanun Tata Ruang, lima kecamatan tersebut tidak masuk dalam sistem pengendali banjir dan sistem pengamanan sungai. Artinya, Aceh Tenggara memiliki masalah dalam konteks pengaturan ruang. Tidak heran, bencana banjir bandang menjadi agenda tahunan, bahkan berpotensi terjadi beberapa kali dalam setiap tahun.
Baca Juga: Ini Pemicu Gempa di Kepulauan Selayar 5,3 Magnitudo
“Sudah saatnya Aceh Tenggara memasukkan mitigasi bencana banjir dengan merevisi qanun tata ruang kabupaten. Itu salah satu solusi untuk menanggulangi bencana banjir jangka panjang,” kata Salihin.
Menurut Salihin, Qanun Aceh Nomor 19 Tahun 2013 tentang RTRW Aceh Tahun 2013 – 2033 sedang direvisi. Pemerintah Aceh Tenggara dapat mengambil peluang tersebut untuk menyinkronkan tata ruang kabupaten dengan provinsi terkait kepentingan penanggulangan bencana banjir.
Dua Sungai Meluap
Berdasarkan siaran pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sejumlah desa yang tersebar di lima kecamatan yang tergenang banjir adalah Desa Kuta Buluh, Lawe Hijo metuah, Lawe Hijo Gabungan, Lawe Hijo, Kuning I, Kute Seri, Rikit, Pedesi, Pinding, Seperai, Pulo Perengge, Terutung Payung Gabungan dan Terutung Payung Hulu di Kecamatan Bambel.
Baca Juga: Siti dan Sudin Belajar Memanjat dan Membangun Sarang di Sekolah Hutan
Di Kecamatan Bukit Tusam ada desa Desa Darul Imami, Gumpang, Kuta Lingga, Tenembak Bintang, Kuta Gekhat dan Maha Singkil. Selanjutnya, Desa Kuta Lesung, Setia Baru, Buah Pala dan Teger Miko di Kecamatan Lawe Sumur.
Kemudian Desa Pulonas Baru, Kutambaru Bencawan dan Desa Kutambaru di Kecamatan Lawe Bulan. Serta Desa Lawe Kinga Gabungan dan Desa Lawe Kinga Lapter di Kecamatan Semadam.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan, Pemkab Aceh Tenggara telah mendistribusikan bantuan 115 paket berupa makanan dan non makanan. Selain itu, Tim Reaksi Cepat BPBD telah memasang tenda untuk pengungsian. BPBD juga memasang hidran umum di beberapa lokasi sehingga warga dapat mengakses air bersih.
BNPB mengimbau BPBD dan warga setempat untuk tetap waspada dan siaga apabila banjir mengalami ketinggian. BPBD diharapkan tetap menyiagakan personel apabila warga membutuhkan pertolongan dan evakuasi. Hujan lebat menyebabkan tanggul jebol dan debit air Sungai Lawe Kinga dan Alas meluap. [WLC02]
Discussion about this post