Wanaloka.com – Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Nasional menilai alarm peringatan yang kembali digemakan Sintesa Laporan Penilaian keenam (AR6) yang dikeluarkan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) – badan PBB yang bertanggung jawab untuk sains iklim – menunjukkan dampak iklim yang semakin cepat dan keras. Negara-negara berkembang diprediksi akan merasakan dampaknya terlebih dahulu, meskipun akhirnya akan mempengaruhi semua bentuk kehidupan di Bumi.
Laporan terbaru menyarankan untuk dilakukan pengurangan emisi yang cepat dan signifikan dari sumbernya. Sebab infrastruktur bahan bakar fosil yang sudah ada saat ini akan membuat batas kenaikan 1,5 derajat terlampaui.
“Sayangnya, keputusan yang dibuat saat ini bergantung pada solusi-solusi palsu, berbahaya, dan berisiko. Alih-alih transformasi mendalam dan sistemik yang benar-benar dibutuhkan,” kata Deputi Eksternal Walhi Nasional, Ode Rakhman dalam siaran pers Walhi tertanggal 21 Maret 2023.
Baca Juga: Ini Sumber Gempa Dangkal Darat di Kepakisan dan Dieng Wonosobo
Dan solusi palsu tersebut tercantum dalam laporan IPPC. Di satu sisi, IPPC secara jelas menegaskan bahwa hanya melalui pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) yang ekstensif, cepat dan berkelanjutan akan mampu membatasi pemanasan global. Juga memproyeksikan emisi CO2 kumulatif dari infrastruktur bahan bakar fosil yang ada selama ini dan yang sedang direncanakan akan melampui batasan budget karbon untuk 1,5°C.
Namun di sisi lain, laporan tersebut juga masih memasukkan opsi-opsi dari teknologi penghapusan karbondioksida (carbon diaoxide removal), hydrogen, amonia, biofuel dan gas fosil menjadi bagian dari peluang-peluang untuk meningkatkan aksi iklim.
Walhi menengarai opsi-opsi solusi palsu untuk mengatasi perubahan iklim yang ditampilkan secara sentral dalam Laporan IPCC akan mengkhawatirkan. Sebab laporan tersebut akan menjadi pembenaran bagi banyak negara untuk menghindari upaya yang lebih sistematis dan ambisius dalam menekan emisi GRK.
Baca Juga: MoU KLHK dan MA Lindungi LHK dengan Menambah Hakim Lingkungan
Discussion about this post