Baca Juga: Walhi: Warga Rempang Tetap Menolak Penggusuran, Pemerintah Main Klaim
“Di kepala pejabat-pejabat itu cuma uang dan menyukseskan pembangunan PSN. Nggak ada niat untuk memikirkan hidup kami kedepannya. Misalnya saja tuntutan kami soal tanggung jawab keselamatan warga dan jarak aman antara rumah warga dan lokasi galian kalau misal pertambangan tetap dipaksa dilakukan. Udah hampir setahun yang lalu Pak Ganjar dan BBWS-SO janji akan membahas masalah ini secara serius. Tapi ya zonk,” papar dia panjang lebar.
Sementara itu, Talabudin salah seorang pemuda Wadas menegaskan, bahwa pemuda Wadas akan menjaga setiap jengkal tanah Wadas agar tidak dilakukan penambangan. Tanah bagi warga Wadas adalah sebuah kehormatan dan harus dibela mati-matian.
“Pokoke sedhumuk bathuk sanyari bumi ditohi pati,” ucap Talabudin.
Baca Juga: Sakti Azhar Siregar: Proyek Biogas dari Limbah Cair Jadi Sumber Energi Terbarukan
Selain itu, Susi dari Wadon Wadas menambahkan bahwa pemerintah harus bertanggung jawab atas trauma yang dialami warga Wadas. Terutama perempuan dan anak-anak akibat represifitas yang dilakukan oleh ribuan aparat keamanan pada tahun 2021 dan 2022 lalu. Sampai saat ini, warga Wadas masih merasa khawatir kejadian tersebut terulang kembali apabila warga terus menolak pertambangan.
Warga Wadas berharap dukungan dari seluruh elemen masyarakat agar terus membersamai perjuangan warga Wadas melawan kedzaliman pemerintah yang ingin merampas tanah warga Wadas. [WLC02]
Discussion about this post