Wanaloka.com – Kasus flu burung (Avian influenza) akibat virus H5N1 kembali mencuat seiring temuan kasus di peternakan itik di Kalimantan Selatan. Virus tersebut juga dilaporkan telah merenggut nyawa bocah perempuan berusia 11 tahun di Kamboja. Kasus ini pun mendapat sorotan dari organisasi kesehatan dunia (WHO) dan membuat Kementerian Kesehatan melakukan antisipasi munculnya Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat virus tersebut.
Para ahli pun mengeluarkan alarm agar kemunculan kasus tersebut menjadi perhatian serius untuk menekan persebaran kasus ke manusia. Lantaran virus flu burung dapat menular ke tubuh manusia.
“Memang belum ada infeksi dari manusia ke manusia. Baru ketemu dari hewan ke manusia,” ungkap dokter spesialis penyakit dalam, Gatot Soegianto dalam diskusi bertopik “Waspada Wabah Flu Burung Ada di Sekitar Kita” yang digelar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), 10 Maret 2023.
Baca Juga: Gunung Anak Krakatau Alami 3 Kali Erupsi
Menular Lewat Aerosol dan Kotoran
Penularan virus dari unggas ke manusia melalui aerosol dan kontak kotoran hewan yang terinfeksi. Sementara virus masuk melalui hidung, mulut, dan mata. Manusia perlu mengenakan alat pelindung diri (APD) untuk menghindar dari infeksi flu burung.
“Yang paling penting adalah menggunakan masker. Karena, lewat aerosol hewan yang sakit dan debu yang terbang di kandang kotoran,” papar Gatot.
Penggunaan masker dapat menjadi cara untuk mencegah penularan virus ini. Pandemi Covid-19 adalah salah satu pengalaman berharga sehingga kebiasaan menggunakan masker sebaiknya tidak dihilangkan. Dengan menggunakan masker, semua material baik virus, debu, dan sebagainya bisa dihalangi oleh masker. Peluang virus flu burung masuk ke tubuh lebih kecil.
Baca Juga: Refleksi 9 Tahun Menteri Siti Nurbaya di Hari Bakti Rimbawan
Manusia yang kontak langsung dengan hewan suspek juga harus menggunakan sarung tangan. APD tersebut untuk menghindari paparan virus pada bagian tubuh dalam aktivitas konsumsi, karena virus juga dapat masuk lewat saluran pencernaan.
“Jika ada unggas yang mati, segera kuburkan. Jangan kontak secara langsung, tapi gunakan sarung tangan untuk memegang hewan suspek,” imbuh Gatot.
Berdasarkan laporan yang diterima, kasus infeksi dari unggas yang sakit ke manusia cukup tinggi. Masyarakat harus mawas diri, terutama apabila terdapat gejala yang mengarah pada flu burung pasca-kontak langsung dengan hewan terinfeksi.
Baca Juga: Gempa Dangkal Laut Selatan Jawa Mag 5,2 Guncangannya Dirasakan di Tiga Provinsi
“Segeralah ke rumah sakit. Jangan menunggu gejala yang sudah cukup berat, karena dapat menimbulkan kematian,” ucap Gatot.
Tidak Ada Vaksin Manusia
Sejauh ini, belum tersedia vaksin flu burung untuk manusia, melainkan vaksin untuk unggas. Adanya strain virus baru dengan sifat penyebaraan yang lebih cepat dibanding varian sebelumnya menajdi ancaman bagi manusia. Cara paling tepat untuk menghindari flu burung adalah dengan meningkatkan kewaspadaan diri. Yakni dengan menghindari lingkungan yang menjadi ancaman infeksi virus.
“Sudah ada hewan yang H5N1 dengan strain baru kemampuan dapat menyebar lebih cepat. Indonesia pada masa lalu menjadi juara I dalam angka cases fatality rate tertinggi. Jadi, cara menghindari dengan waspada agar tidak berada dalam ancaman flu burung,” imbau Gatot.
Baca Juga: Longsor di Kampung Sirna Sari Bogor 17 Orang Tertimbun, Warga Harus Direlokasi
Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (FKH Unair), Prof. Chairul Anwar Nidom menambahkan, perlu upaya menjaga kesehatan. Jika tubuh manusia memiliki kekebalan yang baik, maka dapat mengurangi akibat buruk infeksi virus. Selain itu masyarakat tak perlu panik dalam menghadapi hal ini.
“Jangan takut untuk menghadapi makhluk hidup (virus, red). Kalau takut bisa stres dan imun turun. Ini yang bisa menyebabkan berkembangnya virus menjadi berbahaya,” imbuh Nidom.
Tips Mencegah Unggas Sakit
Kemunculan virus itu alamiah, demikian Nidom menjelaskan. Sebab Allah-lah Penciptanya. Allah mentakdirkan virus sebagai makhluk yang di dalam tubuhnya tidak memiliki kelengkapan, sehingga tidak bisa menghasilkan energi sendiri. Namun virus diberikan tugas oleh Allah untuk memperbanyak diri. Untuk bertahan hidup, sebuah virus harus mencari inang agar bisa mendapatkan energi sehingga bisa memperbanyak diri.
Baca Juga: Gempa Bumi Hari Ini Magnitudo di Atas 5 Guncang Jember dan Kepulauan Talaud
“Kalau sakit, berarti inang tidak siap didatangi virus,” kata Nidom.
Virus yang menginfeksi ayam dapat mengakibatkan kematian pada ayam dengan persentase hingga 100 persen, sehingga akan merugikan para peternak. Virus flu burung dapat menyebabkan kematian pada ayam dan membuat penghasilan peternak menurun. Tak menutup kemungkinan virus ini dapat menjadikan peternak ayam gulung tikar.
Discussion about this post