Baca Juga: Ini Beda Penyebab Kanker pada Anak dan Orang Dewasa
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi antara lain perempuaan yang berusia lebih dari 50 tahun, memiliki riwayat kanker di keluarga, dan mutasi genetik. Selain itu, usia saat mens pertama dan menopause juga mempengaruhi.
“Perempuan yang mens pertama di bawah 12 tahun dan menopause di atas 55 tahun memiliki risiko tinggi mengidap kanker payudara,” ungkap Notariana.
Sedangkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah tidak melahirkan, tidak menyusui, obesitas, dan kontrasepsi hormonal. Selain itu, perempuan yang melahirkan anak pertama di atas usia 30 tahun juga berisiko terkena kanker payudara.
Rutin Deteksi Dini
Deteksi dini kanker payudara perlu dilakukan agar deteksi tidak terlambat. Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan melalui dua cara, yakni pemeriksaan payudara sendiri (sadari) dan pemeriksaan payudara klinis (sadanis). Tindakan sadari yang tepat dilakukan pada hari ke tujuh dari mens pertama tiap bulan. Sadari untuk perempuan yang sudah menopause dilakukaan tanggal yang sama setiap bulan.
Baca Juga: Deteksi Dini Kanker Payudara Dapat Menekan 43 Persen Kematian
Sedangkan sadanis dapat dilakukan dengan cara berkonsultasi ke dokter serta melakukan pemeriksaan radiologi. Ada tiga pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan, yakni mamografi, USG, dan MRI. Ketiga jenis pemeriksaan radiologi tersebut rata-rata sudah tersedia di rumah-rumah sakit besar.
“Dua cara deteksi dini penyakit kanker payudara tersebut dapat dipilih salah satu,” kata Notariana.
Namun ia menganjurkan agar perempuan yang memiliki riwayat kanker payudara di keluarganya dapat memeriksakan dirinya lebih awal ke dokter. [WLC02]
Sumber: UNS
Discussion about this post