Wanaloka.com – Sejak erupsi pada 11 Maret 2023 siang lalu, aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih berlangsung hingga saat ini. Pasca awan panas guguran (APG), aktivitas saat ini dominan pertumbuhan kubah lava dan kejadian guguran.
“Berdasarkan hasil monitoring Badan Geologi, saat ini aktivitas erupsi Merapi didominasi guguran lava sekitar 150 kejadian per hari dan tampak pijar pada malam hari,” kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sugeng Mujiyanto dalam Konferensi Pers Update Gunung Merapi secara virtual, Senin, 21 Maret 2023.
Aktivitas kegempaan internal juga masih tinggi. Data sepekan terakhir tercatat, gempa vulkanik dalam (VTA) lebih dari 1 kali per hari, gempa vulkanik dangkal (VTB) 3 kejadian per hari, dan multifase (MP) terjadi 26 kejadian per hari.
Baca Juga: Gunung Ili Lewotolok Kembali Meletus, Patuhi Zona Larangan Ini
Sementara data deformasi tiltmeter lereng utara menunjukkan adanya perubahan kemiringan pada akhir Desember 2022. Data deformasi GPS baseline selatan-utara (LABH-JRKH) juga menunjukkan ada inflasi sejak akhir Desember 2022.
“Aktivitas itu menunjukkan suplai magma masih berlangsung, baik dari dalam maupun dangkal sehingga dapat memicu terjadinya awan panas di daerah potensi bahaya,” imbuh Sugeng.
Ia menambahkan, aktivitas vulkanik tersebut merupakan karakter erupsi Merapi 2021-2023, yakni tipe erupsi bersifat efusif yang didahului oleh erupsi-erupsi freatik, maupun suplai magma yang dapat memicu awan panas.
Baca Juga: Kandang Kawat Duri Efektif Cegah Konflik dengan Harimau
“Awan panas dan guguran dapat terjadi sewaktu-waktu,” ucap Sugeng mengingatkan.
Kejadian awan panas guguran masih sulit untuk diprediksi dari sisi waktu kejadiannya. Namun dapat diperkirakan potensi bahayanya.
Discussion about this post