Wanaloka.com – Media online Floresa mendapat penghargaan Udin Award saat peringatan HUT Aliansi Jurnalis Independen (AJI) ke-29 pada 7 Agustus 2023 di Jakarta. Penghargaan diberikan sebagai bentuk dukungan terhadap media massa lokal di Flores, Nusa Tenggara Timur tersebut yang telah mengalami serangkaian teror usai mempublikasikan produk jurnalistiknya tentang proyek jalan di Labuan Bajo yang diresmikan Presiden Joko Widodo. Bentuk teror yang menimpa media tersebut adalah serangan digital, baik terhadap media online tersebut maupun jurnalis media tersebut.
Serangan digital bermula dari laporan Floresa.co berjudul “Presiden Jokowi Resmikan Jalan di Labuan Bajo yang Dibangun Tanpa Ganti Rugi untuk Warga” diunggah pada 14 Maret 2023. Sehari setelah berita itu terbit, dua orang yang mengaku sebagai aparat TNI meneror jurnalis media tersebut. Pada waktu yang berbeda, akun Instagram dan WhatsApp wartawan Floresa juga diretas. Website dan akun Facebook Floresa juga mengalami serangan.
Floresa juga menyoroti isu-isu penting terkait proyek-proyek skala besar yang menyasar di Flores, yakni kawasan strategis pariwisata nasional dan Pulau Geothermal. Floresa ingin memastikan penyelenggaraan pemerintahan lokal dan nasonal serta investasi yang berkeadilan dan selaras dengan lingkungan.
Baca Juga: Robot Bawah Laut IPB Pantau Tutupan Teritip
“Kami berkomitmen menjadi bagian dari komunitas media yang menjalankan peran konstruktif agar proses pembangunan dan penyelenggaraan kekuasaan tidak mengabaikan masyarakat dan merusak alam,” kata Pemimpin Redaksi Floresa, Rosis Adir dalam siaran pers yang diterima Wanaloka.com.
Dia berharap Floresa akan terus bertumbuh sebagai media yang kritis dan independen untuk ikut serta bersama media-media lokal, nasional, dan jaringan masyarakat sipil mengawal transformasi menuju demokrasi, pembangunan berkeadilan, dan kelestarian alam, terutama di Flores, NTT. Meskipun dengan sumber daya yang sangat terbatas, Floresa berjuang keras untuk memperkuat diri dan menghasilkan liputan-liputan yang berkualitas.
Masalahnya, lanjut Rosis, liputan-liputan berkualitas justru mendatangkan intimidasi dan serangan digital beruntun. Sejumlah institusi kerap mendekati Floresa supaya tidak kritis. Berbagai strategi pembungkaman tersebut, menurut Rosis merupakan ancaman serius bagi kebebasan pers yang tak kunjung hilang sejak zaman jurnalis Udin bekerja hingga sekarang.
Baca Juga: Benito Heru: Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca Lewat Pertanian Organik
Rosis berharap ekosistem demokrasi di Indonesia semakin sehat, di mana pemerintah dan masyarakat umum semakin menghargai dan mendukung kerja-kerja jurnalistik.
“Kami berharap komunitas jurnalis dan jaringan media semakin bertumbuh sehat demi memberi dukungan serta perlindungan bagi jurnalis-jurnalis kritis dan berdedikasi,” kata dia.
Floresa.co merupakan media kecil yang dipaksa berhadapan dengan kekuatan-kekuatan besar yang berpotensi bertindak brutal. Tapi, serangan-serangan itu juga membuat tim yakin bahwa pemegang kekuasaan menganggap serius kerja jurnalistik, sekaligus penting untuk kebaikan publik.
Baca Juga: Ini Cara Mahasiswa Unair Sulap Sampah Plastik Jadi Material Bangunan
Rosis menyatakan terima kasih kepada AJI Indonesia atas Udin Award yang diterima. Penghargaan bagi media yang berdiri sejak 2014 itu, menjadi dorongan moral yang sangat berarti bagi media kecil di daerah.
Tim juri Udin Award sepakat menetapkan Floresa sebagai penerima Udin Award karena media tersebut mengalami serangan digital setelah menulis kritik terkait proyek infrastruktur pemerintah yang melibatkan pengusaha lokal dan nasional. Selain serangan digital, Floresa juga mengalami intimidasi dari tentara.
“Penghargaan ini sekaligus mengapresiasi media lokal yang berani menulis berita secara kritis tentang proyek pemerintah,” kata salah satu juri, Dosen Universitas Islam Indonesia dan peneliti Pemantau Regulasi dan Regulator Media (PR2Media), Masduki.
Discussion about this post